Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan sebanyak 4.251 unit pompa air telah terpasang di wilayah Provinsi Jawa Tengah, demi mewujudkan swasembada pangan.

"Dalam mengebut program pompanisasi di Jawa Tengah untuk antisipasi kemarau dan capai swasembada pangan dalam tiga tahun. Sampai hari ini sudah 4.566 unit sampai ke titik bagi dan 4.251 unit atau 93 persen yang terpasang di seluruh wilayah Jawa Tengah," kata Direktur Jenderal PSP Kementan Andi Nur Alam Syah dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Dia mengapresiasi capaian dan kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten/kota serta TNI sehingga pemasangan pompa air tersebut dapat dioptimalkan.

"Ini semua berkat kerja keras dinas pertanian provinsi, kabupaten dan komponen Kementan semua, yang sudah luar biasa bekerja. Sisa 7 persen yang belum terpasang, ini agar disegerakan, kinerja baik ini terus kita lanjutkan untuk peningkatan produksi (padi)," ujarnya.

Andi berharap, agar pemerintah daerah menunjukkan komitmen penuh dalam pelaksanaan program ini, sebagai langkah konkret untuk mempercepat pemasangan pompa air sebagai bagian dari upaya akselerasi pertanaman guna mengatasi ancaman kekeringan.

"Kita harus sama-sama sadar betapa pentingnya pengawasan distribusi bantuan alat mesin pertanian (alsintan) agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan," tuturnya.

Kementan mencatat, Provinsi Jawa Tengah, memiliki luas sawah tadah hujan mencapai 267.720 hektar. Daerah tersebut merupakan wilayah dengan potensi lahan baku sawah terbesar ketiga di Indonesia.

Melalui program pompanisasi ini, diharapkan indeks pertanaman (IP) di Jawa Tengah dapat meningkat dari IP 100 menjadi IP 200, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap produksi padi nasional.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Optimisme ini didorong oleh berbagai langkah strategis yang diambil pemerintah, termasuk program Perluasan Areal Tanam (PAT) dan penerapan pompanisasi sebagai respons cepat menghadapi kekeringan panjang akibat gelombang panas.

"Insya Allah, dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun, kita akan kembali swasembada. Pompanisasi ini dilakukan untuk memanfaatkan air sungai yang tidak pernah kering agar dapat dialirkan ke sawah," ujar Mentan.

Baca juga: Distan NTB buka opsi penyaluran bantuan pertanian berbasis kelompok usaha
Baca juga: Masa depan pangan NTB di tangan para petani muda

Mentan juga menekankan pentingnya evaluasi secara berkala terhadap pemanfaatan pompa air di setiap wilayah. Hal itu untuk memastikan bahwa sistem ini dapat berjalan maksimal dan memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi padi di berbagai daerah.

"Bantuan pompa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi beras nasional," kata Amran.
 


 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024