Jakarta (ANTARA) - Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyebut kunjungan Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momentum untuk menyuarakan pesan persatuan antar-umat beragama menuju kemanusiaan yang lebih baik, persaudaraan sejati, dan kebaikan untuk masyarakat..
"Pesan-pesan itu saya yakin akan disampaikan bukan hanya untuk internal Gereja Katolik, tapi juga inklusif untuk seluruh pihak-pihak yang akan terlibat," kata perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus Rm. Thomas Ulun Ismoyo dalam gelar wicara daring di Jakarta, Senin.
Hal itu diyakininya karena dalam setiap kunjungan ke berbagai negara, Paus Fransiskus selalu menyampaikan pesan-pesan bermakna perdamaian dan persatuan yang tidak hanya dikhususkan untuk umat Katolik tapi untuk seluruh masyarakat di sana.
Baca juga: Organisasi Lintas Agama dan Paus deklarasi Jakarta-Vatikan
Terlebih, lanjut Thomas, Indonesia merupakan dengan masyarakat yang sangat beragam, termasuk latar belakang agama. Oleh karenanya, kata dia, kunjungan Paus Fransiskus yang diagendakan akan bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama dapat menjadi momentum untuk menyuarakan perdamaian dan kebaikan untuk umat manusia.
"Di Indonesia, pemimpin agama itu perannya signifikan karena pemimpin agama itu punya umat dan punya pengaruh," ujar Thomas.
"Maka ketika para pemimpin agama ini punya umat dan pengaruh, bersatu, bersekutu, punya mimpi yang sama, keprihatinan yang sama, marilah kita bergandengan tangan untuk menuju kemanusiaan yang semakin baik, persaudaraan yang semakin sejati, dan kebaikan bersama untuk masyarakat," imbuhnya.
Diketahui, pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, pada tanggal 2-13 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik yaitu pada 3 sampai dengan 6 September 2024.
Baca juga: Paus pilih kunjungi Indonesia karena beri contoh persaudaraan
Kemudian Paus melanjutkan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo dari 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) dari 9-11 September 2024, dan Singapura dari 11-13 September 2024.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Indonesia pada 3 September 2024 siang. Lalu, keesokan harinya atau pada 4 September 2024, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Kemudian, pada 5 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor KWI.
Baca juga: Paus Fransiskus bahas pemanfaatan kecerdasan buatan
"Pesan-pesan itu saya yakin akan disampaikan bukan hanya untuk internal Gereja Katolik, tapi juga inklusif untuk seluruh pihak-pihak yang akan terlibat," kata perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus Rm. Thomas Ulun Ismoyo dalam gelar wicara daring di Jakarta, Senin.
Hal itu diyakininya karena dalam setiap kunjungan ke berbagai negara, Paus Fransiskus selalu menyampaikan pesan-pesan bermakna perdamaian dan persatuan yang tidak hanya dikhususkan untuk umat Katolik tapi untuk seluruh masyarakat di sana.
Baca juga: Organisasi Lintas Agama dan Paus deklarasi Jakarta-Vatikan
Terlebih, lanjut Thomas, Indonesia merupakan dengan masyarakat yang sangat beragam, termasuk latar belakang agama. Oleh karenanya, kata dia, kunjungan Paus Fransiskus yang diagendakan akan bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama dapat menjadi momentum untuk menyuarakan perdamaian dan kebaikan untuk umat manusia.
"Di Indonesia, pemimpin agama itu perannya signifikan karena pemimpin agama itu punya umat dan punya pengaruh," ujar Thomas.
"Maka ketika para pemimpin agama ini punya umat dan pengaruh, bersatu, bersekutu, punya mimpi yang sama, keprihatinan yang sama, marilah kita bergandengan tangan untuk menuju kemanusiaan yang semakin baik, persaudaraan yang semakin sejati, dan kebaikan bersama untuk masyarakat," imbuhnya.
Diketahui, pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, pada tanggal 2-13 September 2024.
Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik yaitu pada 3 sampai dengan 6 September 2024.
Baca juga: Paus pilih kunjungi Indonesia karena beri contoh persaudaraan
Kemudian Paus melanjutkan kunjungan ke Port Moresby (Papua Nugini) dan Vanimo dari 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) dari 9-11 September 2024, dan Singapura dari 11-13 September 2024.
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Indonesia pada 3 September 2024 siang. Lalu, keesokan harinya atau pada 4 September 2024, pemimpin umat Katolik tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Kemudian, pada 5 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dan dilanjutkan pertemuan dengan penerima manfaat organisasi amal di Kantor KWI.
Baca juga: Paus Fransiskus bahas pemanfaatan kecerdasan buatan