Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin Ignatius Warsito mengungkapkan, kontribusi ekspor rempah-rempah utuh asal Indonesia mencapai 469 juta dolar AS atau berada pada peringkat ke-5 secara global pada 2023.
“Nilai ekspor rempah-rempah utuh Indonesia mencapai 469 juta dolar AS, nomor lima terbesar di dunia,” ujar Warsito saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Adapun ekspor tersebut ditopang oleh beberapa komoditas yang meliputi lada, kunyit, jahe hingga produk kelapa. Namun demikian, untuk ekspor produk olahan rempah, Indonesia justru berada pada peringkat 18 dunia dengan nilai sebesar 360 juta dolar AS.
Sementara itu, pada triwulan II 2024, ia mengatakan industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,53 persen dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 40,33 persen.
Lebih jauh, ia melaporkan bahwa market share produk olahan rempah dunia memiliki nilai sebesar 22 miliar dolar AS. Dengan demikian maka peluang hilirisasi industri rempah-rempah asal Indonesia kian terbuka lebar.
Terlebih produk olahan rempah merupakan salah satu komponen penting dalam berbagai aplikasi dalam industri makanan dan minuman termasuk makanan olahan, pangan fungsional serta suplemen gizi.
Kemenperin, lanjut dia, terus mengembangkan industri makanan minuman melalui penerapan kebijakan fiskal dan non fiskal seperti tax holiday hingga tax allowance untuk mendorong adanya investasi,penguasaan teknologi serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan perusahaan industri.
Ke depan, pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengidentifikasi dan mengisolasi berbagai bahan baku yang tersedia di dalam negeri untuk dapat dimanfaatkan di sektor kesehatan,misalnya sebagai antioksidan, antiinflamasi serta pengembangan ekstraksi dengan mengedepankan sisi lingkungan lewat ekonomi sirkular.
“Sekaligus penciptaan formula produk bari dengan mengombinasikan ekstra ke rempah-rempah lokal untuk memenuhi pertumbuhan permintaan terhadap produk alami dan bahan fungsional yang cukup tinggi,” ujarnya pula.
Lewat upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah rempah Indonesia sehingga meningkatkan posisi Indonesia dalam produk bahan makan berkualitas yang bernilai tinggi.
Baca juga: Kemenperin menyebutkan tiga strategi ciptakan peluang industri tekstil
Baca juga: Industri manufaktur serap 18,82 juta pekerja
Pihaknya pun mengapresiasi pameran Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 yang diikuti 700 exhibitor sebagai ruang dalam membuka peluang bisnis dalam industri makanan minuman.
Ia berharap, pengunjung yang ditargetkan mencapai 2.800 orang ini dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin kerja sama sehingga mampu mendongkrak ekspor produk bahan pangan serta meningkatkan pertumbuhan industri makanan minuman.
“Nilai ekspor rempah-rempah utuh Indonesia mencapai 469 juta dolar AS, nomor lima terbesar di dunia,” ujar Warsito saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Adapun ekspor tersebut ditopang oleh beberapa komoditas yang meliputi lada, kunyit, jahe hingga produk kelapa. Namun demikian, untuk ekspor produk olahan rempah, Indonesia justru berada pada peringkat 18 dunia dengan nilai sebesar 360 juta dolar AS.
Sementara itu, pada triwulan II 2024, ia mengatakan industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,53 persen dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 40,33 persen.
Lebih jauh, ia melaporkan bahwa market share produk olahan rempah dunia memiliki nilai sebesar 22 miliar dolar AS. Dengan demikian maka peluang hilirisasi industri rempah-rempah asal Indonesia kian terbuka lebar.
Terlebih produk olahan rempah merupakan salah satu komponen penting dalam berbagai aplikasi dalam industri makanan dan minuman termasuk makanan olahan, pangan fungsional serta suplemen gizi.
Kemenperin, lanjut dia, terus mengembangkan industri makanan minuman melalui penerapan kebijakan fiskal dan non fiskal seperti tax holiday hingga tax allowance untuk mendorong adanya investasi,penguasaan teknologi serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan perusahaan industri.
Ke depan, pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengidentifikasi dan mengisolasi berbagai bahan baku yang tersedia di dalam negeri untuk dapat dimanfaatkan di sektor kesehatan,misalnya sebagai antioksidan, antiinflamasi serta pengembangan ekstraksi dengan mengedepankan sisi lingkungan lewat ekonomi sirkular.
“Sekaligus penciptaan formula produk bari dengan mengombinasikan ekstra ke rempah-rempah lokal untuk memenuhi pertumbuhan permintaan terhadap produk alami dan bahan fungsional yang cukup tinggi,” ujarnya pula.
Lewat upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah rempah Indonesia sehingga meningkatkan posisi Indonesia dalam produk bahan makan berkualitas yang bernilai tinggi.
Baca juga: Kemenperin menyebutkan tiga strategi ciptakan peluang industri tekstil
Baca juga: Industri manufaktur serap 18,82 juta pekerja
Pihaknya pun mengapresiasi pameran Food Ingredients (Fi) Asia Indonesia 2024 yang diikuti 700 exhibitor sebagai ruang dalam membuka peluang bisnis dalam industri makanan minuman.
Ia berharap, pengunjung yang ditargetkan mencapai 2.800 orang ini dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin kerja sama sehingga mampu mendongkrak ekspor produk bahan pangan serta meningkatkan pertumbuhan industri makanan minuman.