Meulaboh (ANTARA) - Pelatih Sofbol putra Provinsi Aceh, Marwan Fikri mengatakan kegagalan tuan rumah Aceh melaju ke babak selanjutnya di ajang PON Aceh-Sumut 2024, karena tim nya minim persiapan untuk melakukan latihan.
“Anak-anak (atlet) pengenalan empat bulan, latihan tidak sampai dua bulan,” kata Marwan Fikri kepada ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Rabu.
Menurutnya, rentetan kekalahan yang dialami oleh tuan rumah Aceh pada ajang PON Aceh-Sumut 2024, disebabkan karena para atlet sebelumnya tidak pernah melihat lapangan Sofbol yang sebenarnya.
Ia mengakui, baru kali ini atlet Aceh melihat lapangan Sofbol yang sebenarnya di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, saat mereka bertanding.
“Inilah game (pertandingan) dan try out (latihan) sebenarnya tim Aceh di PON,” kata Marwan Fikri.
Sebelumnya pada pertandingan Rabu siang, tuan rumah Aceh takluk dari tim tamu Jawa Barat dengan skor 23-2, setelah berusaha melakukan perlawanan pada pertandingan pamungkas di babak penyisihan.
Pada pertandingan pertama Senin (9/9) lalu, Sofbol putra Aceh harus takluk 14-0 ketika berhadapan dengan tim sofbol Sulawesi Tenggara, dan pada hari yang sama di pertandingan ketiga, tuan rumah Aceh juga terpaksa mengakui kekalahan setelah dipermalukan tim tamu Sofbol putra Lampung dengan skor telak 21-0 tanpa balas.
Kemudian pada pertandingan keempat pada Selasa (10/9) pagi di pertandingan pertama, lagi-lagi tim Aceh harus mengakui keunggulan tim DKI Jakarta dengan skor telak 16-0 tanpa balas. Marwan Fikri mengatakan saat berlatih, mereka sempat menggunakan Lapangan Tugu Darussalam Aceh Besar dan kemudian pindah ke Lapangan SGO Lamteumen di Kota Banda Aceh.
Faktor kegagalan yang mereka raih juga disebabkan mereka kekurangan tim karena seharusnya dalam satu tim Sofbol, Aceh harus memiliki atlet minimal 15 orang dan maksimal 18 orang. Namun apa daya, usulan tim Sofbol Aceh yang disetujui untuk mengikuti PON Aceh-Sumut dari otoritas olahraga Aceh hanya 12 orang saja. Sehingga mereka harus melakukan upaya mandiri terhadap tiga orang atlet yang dicoret atau tidak disetujui masuk dalam kuota atlet resmi yang mendapatkan biaya pelatihan.
Selain itu, tidak adanya try out atau uji coba tim Sofbol Aceh, juga menjadi salah satu penyebab gagal nya tuan rumah Aceh meraih kemenangan di ajang PON Aceh-Sumut 2024.
“Memang pernah ada rencana try out ke Medan, tapi kemudian gagal,” katanya.
Baca juga: Bola tangan putri Kaltim kalahkan rumah Aceh 71-0
Baca juga: Sofbol putra Jawa Barat 23-2, Aceh gugur di PON
Dengan kekalahan ini, Marwan berharap nantinya Pengprov Perbasasi Aceh dapat menghidupkan olahraga Sofbol di Aceh termasuk di kabupaten/kota di Aceh. Sehingga ke depan, ketika pelaksanaan Pra PORA, PORA dan Pra PON, Aceh telah siap bertanding ke ajang PON hingga ke ajang bergengsi lainnya.
“Kalau dari segi kualitas, anak-anak Aceh juga tidak kalah kualitasnya dengan daerah lain. Mereka hanya minim pembinaan selama ini, baru kenal sofbol saat ini (di Meulaboh),” katanya.
“Anak-anak (atlet) pengenalan empat bulan, latihan tidak sampai dua bulan,” kata Marwan Fikri kepada ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Rabu.
Menurutnya, rentetan kekalahan yang dialami oleh tuan rumah Aceh pada ajang PON Aceh-Sumut 2024, disebabkan karena para atlet sebelumnya tidak pernah melihat lapangan Sofbol yang sebenarnya.
Ia mengakui, baru kali ini atlet Aceh melihat lapangan Sofbol yang sebenarnya di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, saat mereka bertanding.
“Inilah game (pertandingan) dan try out (latihan) sebenarnya tim Aceh di PON,” kata Marwan Fikri.
Sebelumnya pada pertandingan Rabu siang, tuan rumah Aceh takluk dari tim tamu Jawa Barat dengan skor 23-2, setelah berusaha melakukan perlawanan pada pertandingan pamungkas di babak penyisihan.
Pada pertandingan pertama Senin (9/9) lalu, Sofbol putra Aceh harus takluk 14-0 ketika berhadapan dengan tim sofbol Sulawesi Tenggara, dan pada hari yang sama di pertandingan ketiga, tuan rumah Aceh juga terpaksa mengakui kekalahan setelah dipermalukan tim tamu Sofbol putra Lampung dengan skor telak 21-0 tanpa balas.
Kemudian pada pertandingan keempat pada Selasa (10/9) pagi di pertandingan pertama, lagi-lagi tim Aceh harus mengakui keunggulan tim DKI Jakarta dengan skor telak 16-0 tanpa balas. Marwan Fikri mengatakan saat berlatih, mereka sempat menggunakan Lapangan Tugu Darussalam Aceh Besar dan kemudian pindah ke Lapangan SGO Lamteumen di Kota Banda Aceh.
Faktor kegagalan yang mereka raih juga disebabkan mereka kekurangan tim karena seharusnya dalam satu tim Sofbol, Aceh harus memiliki atlet minimal 15 orang dan maksimal 18 orang. Namun apa daya, usulan tim Sofbol Aceh yang disetujui untuk mengikuti PON Aceh-Sumut dari otoritas olahraga Aceh hanya 12 orang saja. Sehingga mereka harus melakukan upaya mandiri terhadap tiga orang atlet yang dicoret atau tidak disetujui masuk dalam kuota atlet resmi yang mendapatkan biaya pelatihan.
Selain itu, tidak adanya try out atau uji coba tim Sofbol Aceh, juga menjadi salah satu penyebab gagal nya tuan rumah Aceh meraih kemenangan di ajang PON Aceh-Sumut 2024.
“Memang pernah ada rencana try out ke Medan, tapi kemudian gagal,” katanya.
Baca juga: Bola tangan putri Kaltim kalahkan rumah Aceh 71-0
Baca juga: Sofbol putra Jawa Barat 23-2, Aceh gugur di PON
Dengan kekalahan ini, Marwan berharap nantinya Pengprov Perbasasi Aceh dapat menghidupkan olahraga Sofbol di Aceh termasuk di kabupaten/kota di Aceh. Sehingga ke depan, ketika pelaksanaan Pra PORA, PORA dan Pra PON, Aceh telah siap bertanding ke ajang PON hingga ke ajang bergengsi lainnya.
“Kalau dari segi kualitas, anak-anak Aceh juga tidak kalah kualitasnya dengan daerah lain. Mereka hanya minim pembinaan selama ini, baru kenal sofbol saat ini (di Meulaboh),” katanya.