Medan (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Abhiram Singh Yadav mengatakan keberhasilan pertandingan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumater Utara menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk membawa kriket Indonesia ke pentas dunia.
Pada PON 2024, kriket dipertandingkan di Deli Serdang, Sumatra Utara, pada 2 hingga 14 September.
“PON XXI adalah fondasi penting bagi masa depan kriket Indonesia. Kami yakin, dengan persiapan yang terus ditingkatkan, kita bisa bersaing di SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade Los Angeles 2028,” ujar Abhiram melalui keterangan tertulis, Senin.
Pada PON 2024, Bali menjadi provinsi paling dominan dengan meraih 6 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Sumatra Utara, sebagai tuan rumah, juga menunjukkan performa luar biasa dengan 2 medali emas dan 4 perunggu.
Jakarta membawa pulang 1 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu, sementara Kalimantan Timur mencatat sejarah dengan 1 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Meskipun tidak semua provinsi meraih medali emas, keikutsertaan Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, serta beberapa provinsi lainnya memperlihatkan kriket makin berkembang dan merata di seluruh Indonesia.
PON 2024, kata Abhiram, juga menjadi ajang penting bagi para atlet muda untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi internasional. Technical Delegate (TD) cabang kriket pada PON 2024, Albert Tangkudung, juga mengungkapkan pentingnya infrastruktur dalam mendukung pengembangan kriket.
Baca juga: Odekta sebut kunci kemenangan adalah bersahabat dengan alam
Baca juga: Kontingen Jabar raih medali emas pertama PON cabang petanque
Ia berharap Lapangan Kembar di Lubuk Pakam, Deli Serdang, dapat menjadi pusat permanen bagi kegiatan kriket di wilayah Sumatra Utara dan sekitarnya, yang nantinya akan melahirkan lebih banyak pemain berbakat.
“Ini merupakan bagian dari visi kami untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang olahraga kriket di Indonesia,” ujar Albert.
Dengan keberhasilan PON 2024, PCI menunjukkan kriket Indonesia berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang cerah.
Tantangan ke depan, kata Abhiram, adalah mempertahankan momentum ini dan terus memperluas cakupan pembinaan serta kompetisi. Harapan besar, kata dia, terletak pada generasi atlet berikutnya, yang akan menjadi ujung tombak kebangkitan kriket Indonesia di panggung dunia.