Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat menyampaikan ketersediaan stok beras untuk masyarakat masih terbilang aman hingga enam bulan ke depan dengan jumlah stok mencapai 45.409 ton.

Wakil Pimpinan Wilayah Bulog NTB Musazdin Said mengatakan stok beras disalurkan melalui operasi pasar untuk Gerakan Pangan Murah bila panen masyarakat sudah mulai sedikit.

"Dalam upaya menjaga stabilitas harga, kami tingkatkan intensitas penyaluran," ujarnya di Mataram, Selasa.

Said menuturkan musim kemarau kering tahun ini yang diproyeksikan berlangsung panjang dapat berdampak terhadap produksi beras di Nusa Tenggara Barat.

Beberapa wilayah yang mengandalkan hujan sudah mulai merasakan dampaknya, seperti Bima dan Sumbawa, karena petani di sana hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun.

Sedangkan lahan persawahan yang punya saluran irigasi, seperti Lombok Barat, kini tingkat produksi padi mulai menurun akibat berkurangnya suplai air.

Pada Agustus 2024, Bulog sudah menyalurkan beras sebanyak 6.430 ton untuk seluruh wilayah di Nusa Tenggara Barat.

"Langkah itu sebagai salah satu upaya efektif untuk menjaga harga beras. Kalau dirasa intervensi itu masih kurang dan harga masih tetapi tinggi, maka kami perbanyak penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)," pungkas Said.

Selain stok beras sebanyak 45.409 ton, Bulog NTB juga memiliki stok gula sebanyak 912 ton, minyak goreng mencapai 65.444 liter, dan jagung pakan sebanyak 51.997 ton.

Kegiatan pasar murah digelar hampir setiap hari pada tiga sampai empat titik lokasi. Sejak Januari hingga 17 September 2024, Bulog NTB telah menggelar gerakan pangan murah di 128 lokasi yang tersebar di Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024