Kabupaten Badung (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan fenomena menurunnya suku bunga global menjadi peluang yang harus dimanfaatkan ekosistem startup di Indonesia untuk menggaet investor sehingga industri dapat pulih dari keterpurukan akibat tech winter.
Hal ini mengacu pada suku bunga baik di Indonesia yang turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen dan juga mengacu pada turunnya suku bunga acuan dari The Fed atau Bank Sentral AS yang pada pekan lalu memangkas 50 basis poin (bps) menjadi lima persen.
"Artinya investor mulai mengeluarkan uang untuk bisnis gitu. Investasi di sektor-sektor yang bisa berkembang seperti startup," kata Budi ditemui di Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Menurut dia jika suku bunga baik secara nasional maupun internasional menjadi lebih baik dengan penurunan setiap tiga bulannya, maka lambat laun iklim investasi termasuk pada startup ikut mengalami perbaikan.
Budi berpendapat para pemilik dana tentu akan lebih merasa aman untuk menanamkan modalnya karena risiko yang mungkin terjadi akan lebih diminimalkan dengan suku bunga yang lebih rendah.
"Kalau suku bunganya masih 5 persen kayak sekarang terus-terusan mana mau orang investasi, sudah taruh saja uangnya di bank. Tapi begitu suku bunganya turun misal jadi 2,5 atau 3 persen nah kan jadi ada challenging kan," kata dia.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Nexticorn Foundation Rudiantara yang menyebutkan bahwa penurunan suku bunga The Fed dan juga dari Bank Indonesia turut memberikan lampu hijau bahwa kini es dari tech winter sudah mencair.
"Bagi saya ini adalah cahaya dari ujung sebuah lorong, meski kini belum benar-benar sepenuhnya mencair tapi setidaknya es yang membeku itu, musim dingin itu, sudah mulai meleleh," kata Rudiantara.
Ia juga berpendapat ekosistem startup Indonesia juga saat ini sudah semakin sehat karena berfokus pada model bisnis yang mengutamakan arus kas sehat dan tidak lagi menggunakan metode bakar uang atau burn rate.
Baca juga: Pemerintah upayakan startup lokal "go global"
Baca juga: MDI Ventures gaet Telkomsel Ventures siapkan "Nex-BE Fest" 2024
Untuk itu, peluang investor menanamkan modal pada startup-startup di Indonesia dapat terjadi apabila semua pelaku bisnis startup sejak awal bisa menggunakan model bisnis yang berkelanjutan tersebut.
"Orientasinya sekarang sudah kepada profitabillity, kepada EBITDA dan cashflow yang positif. Sehingga dengan instrumen yang sudah lebih sehat maka uang (untuk mengembangkan startup) lebih banyak lagi tersedia," tutup Rudiantara.
Hal ini mengacu pada suku bunga baik di Indonesia yang turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen dan juga mengacu pada turunnya suku bunga acuan dari The Fed atau Bank Sentral AS yang pada pekan lalu memangkas 50 basis poin (bps) menjadi lima persen.
"Artinya investor mulai mengeluarkan uang untuk bisnis gitu. Investasi di sektor-sektor yang bisa berkembang seperti startup," kata Budi ditemui di Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Menurut dia jika suku bunga baik secara nasional maupun internasional menjadi lebih baik dengan penurunan setiap tiga bulannya, maka lambat laun iklim investasi termasuk pada startup ikut mengalami perbaikan.
Budi berpendapat para pemilik dana tentu akan lebih merasa aman untuk menanamkan modalnya karena risiko yang mungkin terjadi akan lebih diminimalkan dengan suku bunga yang lebih rendah.
"Kalau suku bunganya masih 5 persen kayak sekarang terus-terusan mana mau orang investasi, sudah taruh saja uangnya di bank. Tapi begitu suku bunganya turun misal jadi 2,5 atau 3 persen nah kan jadi ada challenging kan," kata dia.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Nexticorn Foundation Rudiantara yang menyebutkan bahwa penurunan suku bunga The Fed dan juga dari Bank Indonesia turut memberikan lampu hijau bahwa kini es dari tech winter sudah mencair.
"Bagi saya ini adalah cahaya dari ujung sebuah lorong, meski kini belum benar-benar sepenuhnya mencair tapi setidaknya es yang membeku itu, musim dingin itu, sudah mulai meleleh," kata Rudiantara.
Ia juga berpendapat ekosistem startup Indonesia juga saat ini sudah semakin sehat karena berfokus pada model bisnis yang mengutamakan arus kas sehat dan tidak lagi menggunakan metode bakar uang atau burn rate.
Baca juga: Pemerintah upayakan startup lokal "go global"
Baca juga: MDI Ventures gaet Telkomsel Ventures siapkan "Nex-BE Fest" 2024
Untuk itu, peluang investor menanamkan modal pada startup-startup di Indonesia dapat terjadi apabila semua pelaku bisnis startup sejak awal bisa menggunakan model bisnis yang berkelanjutan tersebut.
"Orientasinya sekarang sudah kepada profitabillity, kepada EBITDA dan cashflow yang positif. Sehingga dengan instrumen yang sudah lebih sehat maka uang (untuk mengembangkan startup) lebih banyak lagi tersedia," tutup Rudiantara.