Mataram, NTB (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsep penataan areal bekas Bandara Selaparang Rembiga menjadi lokasi pusat hiburan Pekan Raya Mataram dengan melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, NTB, Senin, mengatakan di Pekan Raya Mataram (PRM) pelaku UMKM yang akan dilibatkan tidak hanya dari dalam Kota Mataram, melainkan juga dari luar kota.
"Dengan demikian, ekonomi kreatif yang ikut tidak hanya menjual produk Kota Mataram melainkan juga produk-produk Nusantara," katanya.
Menurutnya, dengan lahan bekas Bandara Selaparang yang cukup luas di tengah Kota Mataram, areal tersebut sangat berpotensi dikelola seperti Pasar Raya Jakarta (PRJ).
"Apalagi Kota Mataram merupakan pusat ibu kota, sehingga pengelolaan bekas bandara menjadi sebuah PRM sangat potensial," katanya.
Termasuk, untuk kegiatan hiburan "rona rona" atau pasar malam, menurutnya, sangat potensial jika digelar di bekas Bandara Selaparang.
"Hal itu bisa menjadi peluang pendapatan daerah yang baru, minimal dari retribusi parkir bisa masuk. Untuk data riil potensi belum kami hitung," katanya.
Terkait dengan itu, untuk penataan areal bekas bandara telah dilakukan koordinasi dengan berbagai organisasi perangkat daerah untuk berkolaborasi melakukan penataan.
Misalnya, untuk lampu penerang di kawasan tersebut akan dikerjakan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), kemudian bangunan dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), sedangkan Dispar menyiapkan berbagai kegiatan yang bisa menjadi kalender kegiatan pariwisata tahunan.
"Untuk tahun ini, kami memang belum ada anggaran banyak, namun setidaknya kami sudah siapkan anggaran Rp200 juta untuk memulai mewujudkan PRM," katanya.
Anggaran Rp200 juta itu, katanya akan digunakan untuk membuat sebuah panggung portabel yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan hiburan di bekas Bandara Selaparang.
"Kami fokus untuk menggelar kegiatan-kegiatan yang dapat membahagiakan masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, NTB, Senin, mengatakan di Pekan Raya Mataram (PRM) pelaku UMKM yang akan dilibatkan tidak hanya dari dalam Kota Mataram, melainkan juga dari luar kota.
"Dengan demikian, ekonomi kreatif yang ikut tidak hanya menjual produk Kota Mataram melainkan juga produk-produk Nusantara," katanya.
Menurutnya, dengan lahan bekas Bandara Selaparang yang cukup luas di tengah Kota Mataram, areal tersebut sangat berpotensi dikelola seperti Pasar Raya Jakarta (PRJ).
"Apalagi Kota Mataram merupakan pusat ibu kota, sehingga pengelolaan bekas bandara menjadi sebuah PRM sangat potensial," katanya.
Termasuk, untuk kegiatan hiburan "rona rona" atau pasar malam, menurutnya, sangat potensial jika digelar di bekas Bandara Selaparang.
"Hal itu bisa menjadi peluang pendapatan daerah yang baru, minimal dari retribusi parkir bisa masuk. Untuk data riil potensi belum kami hitung," katanya.
Terkait dengan itu, untuk penataan areal bekas bandara telah dilakukan koordinasi dengan berbagai organisasi perangkat daerah untuk berkolaborasi melakukan penataan.
Misalnya, untuk lampu penerang di kawasan tersebut akan dikerjakan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), kemudian bangunan dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), sedangkan Dispar menyiapkan berbagai kegiatan yang bisa menjadi kalender kegiatan pariwisata tahunan.
"Untuk tahun ini, kami memang belum ada anggaran banyak, namun setidaknya kami sudah siapkan anggaran Rp200 juta untuk memulai mewujudkan PRM," katanya.
Anggaran Rp200 juta itu, katanya akan digunakan untuk membuat sebuah panggung portabel yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan hiburan di bekas Bandara Selaparang.
"Kami fokus untuk menggelar kegiatan-kegiatan yang dapat membahagiakan masyarakat," katanya.