Lombok Tengah (ANTARA) - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC kembali mendukung pembangunan masyarakat melalui program Integrated Farming system bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata (P3TA) Universitas Mataram.
Corporate Secretary Group Head ITDC Million Sekarsari di Lombok Tengah, Sabtu, mengatakan program ini hadir sebagai inisiatif untuk memberdayakan petani lokal dengan memberikan pelatihan yang komprehensif.
"Mulai dari pengolahan hasil pertanian hingga pendampingan budidaya tanaman," katanya.
Dalam pelatihan ini, puluhan warga yang merupakan kaum perempuan di Desa Sukadana dilibatkan untuk mempelajari cara mengolah komoditas lokal seperti jamur, cabe, kelor, dan turi menjadi produk bernilai jual tinggi.
Baca juga: Kontrak MotoGP Indonesia dengan Dorna tinggal 7 kali
Produk-produk tersebut meliputi kopi kelor, teh kelor, bon cabe, hingga stik kelor. Program ini juga memfokuskan pada keberlanjutan, melalui pendampingan budidaya tanaman pepaya, kelor dan juga cabe lokal, yang berpotensi menambah nilai ekonomi bagi para petani.
"Melalui pendekatan ini, kami tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga membangun sistem pertanian terpadu yang lebih efisien dan berkelanjutan bagi komunitas lokal," katanya.
Ke depan, ITDC juga akan melanjutkan program tersebut di Desa Kuta sebagai bagian dari komitmen dalam memperluas dampak positif bagi komunitas lokal.
Pihaknya juga melakukan monitor program pencegahan stunting di Desa Prabu, di mana 32 anak kategori wasting dan stunting menerima makanan tambahan bergizi selama 56 hari yang telah dimulai sejak Selasa (10/9).
Baca juga: ITDC pastikan tak pakai pawang hujan MotoGP Mandalika 2024
Sementara, para orang tua juga mendapat edukasi tentang pola makan sehat melalui demo masak oleh Chef Anton Sugiono, Duta Pencegahan Stunting NTB. ITDC berharap program ini dapat mengurangi angka stunting, seperti yang berhasil dilakukan di Desa Mertak.
“Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga memberdayakan orang tua dengan pengetahuan tentang pola makan sehat," katanya.
Corporate Secretary Group Head ITDC Million Sekarsari di Lombok Tengah, Sabtu, mengatakan program ini hadir sebagai inisiatif untuk memberdayakan petani lokal dengan memberikan pelatihan yang komprehensif.
"Mulai dari pengolahan hasil pertanian hingga pendampingan budidaya tanaman," katanya.
Dalam pelatihan ini, puluhan warga yang merupakan kaum perempuan di Desa Sukadana dilibatkan untuk mempelajari cara mengolah komoditas lokal seperti jamur, cabe, kelor, dan turi menjadi produk bernilai jual tinggi.
Baca juga: Kontrak MotoGP Indonesia dengan Dorna tinggal 7 kali
Produk-produk tersebut meliputi kopi kelor, teh kelor, bon cabe, hingga stik kelor. Program ini juga memfokuskan pada keberlanjutan, melalui pendampingan budidaya tanaman pepaya, kelor dan juga cabe lokal, yang berpotensi menambah nilai ekonomi bagi para petani.
"Melalui pendekatan ini, kami tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga membangun sistem pertanian terpadu yang lebih efisien dan berkelanjutan bagi komunitas lokal," katanya.
Ke depan, ITDC juga akan melanjutkan program tersebut di Desa Kuta sebagai bagian dari komitmen dalam memperluas dampak positif bagi komunitas lokal.
Pihaknya juga melakukan monitor program pencegahan stunting di Desa Prabu, di mana 32 anak kategori wasting dan stunting menerima makanan tambahan bergizi selama 56 hari yang telah dimulai sejak Selasa (10/9).
Baca juga: ITDC pastikan tak pakai pawang hujan MotoGP Mandalika 2024
Sementara, para orang tua juga mendapat edukasi tentang pola makan sehat melalui demo masak oleh Chef Anton Sugiono, Duta Pencegahan Stunting NTB. ITDC berharap program ini dapat mengurangi angka stunting, seperti yang berhasil dilakukan di Desa Mertak.
“Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga memberdayakan orang tua dengan pengetahuan tentang pola makan sehat," katanya.