Mataram (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Rabu, meresmikan dimulainya pembangunan sembilan gedung baru dan infrastruktur pendukung Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp273 miliar.
"Ini adalah upaya pemerintah untuk bisa meningkatkan kapasitas daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi keagamaan Islam di seluruh Indonesia," katanya usai peresmian dimulainya pembangunan sembilan gedung baru UIN Mataram.
Peresmian dimulainya pembangunan sembilan gedung baru dan infrastruktur pendukung UIN Mataram, bersamaan juga dengan dimulainya pembangunan proyek yang sama di UIN Medan, UIN Palembang, dan UIN Semarang.
Menag Lukman mengatakan, pembangunan gedung dan infrastruktur di empat perguruan tinggi keagamaan Islam tersebut didanai oleh Islamic Development Bank (IsDB).
Masing-masing kampus memperoleh anggaran bervariasi sesuai kebutuhan dan khusus untuk UIN Mataram senilai Rp273 miliar.
"Pembangunan gedung di masing-masing kampus tersebut agar semakin banyak lulusan pondok pesantren dan madrasah yang bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam," ujarnya.
Menurut dia, upaya pembangunan gedung dan infrastruktur di UIN Mataram, akan terus dikembangkan demi kemajuan perguruan tinggi keagamaan Islam yang ada di ibu kota Provinsi NTB tersebut.
Lukman juga menyatakan bahwa permintaan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, agar bantuan pembangunan gedung ditambah hingga 15 unit merupakan suatu hal yang wajar demi meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya.
"Permintaan geubernur suatu hal yang wajar, tapi tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan seluruh masyarakat juga harus punya kepedulian tinggi sehingga apa yang menjadi harapan gubernur bisa direalisasikan," katanya.
Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, berharap adanya bantuan dari Kementerian Agama yang membangun sembilan gedung baru akan memperkuat kontribusi UIN Mataram sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam yang menghasilkan generasi NTB berkualitas.
"Tantangan UIN Mataram ke depan, jangan sampai sudah disumbang sembilan gedung, apalagi sampai 15 gedung, tapi hanya bisa menghasilkan generasi yang cuma jadi penonton di daerah," katanya.
"Ini adalah upaya pemerintah untuk bisa meningkatkan kapasitas daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi keagamaan Islam di seluruh Indonesia," katanya usai peresmian dimulainya pembangunan sembilan gedung baru UIN Mataram.
Peresmian dimulainya pembangunan sembilan gedung baru dan infrastruktur pendukung UIN Mataram, bersamaan juga dengan dimulainya pembangunan proyek yang sama di UIN Medan, UIN Palembang, dan UIN Semarang.
Menag Lukman mengatakan, pembangunan gedung dan infrastruktur di empat perguruan tinggi keagamaan Islam tersebut didanai oleh Islamic Development Bank (IsDB).
Masing-masing kampus memperoleh anggaran bervariasi sesuai kebutuhan dan khusus untuk UIN Mataram senilai Rp273 miliar.
"Pembangunan gedung di masing-masing kampus tersebut agar semakin banyak lulusan pondok pesantren dan madrasah yang bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam," ujarnya.
Menurut dia, upaya pembangunan gedung dan infrastruktur di UIN Mataram, akan terus dikembangkan demi kemajuan perguruan tinggi keagamaan Islam yang ada di ibu kota Provinsi NTB tersebut.
Lukman juga menyatakan bahwa permintaan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, agar bantuan pembangunan gedung ditambah hingga 15 unit merupakan suatu hal yang wajar demi meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya.
"Permintaan geubernur suatu hal yang wajar, tapi tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan seluruh masyarakat juga harus punya kepedulian tinggi sehingga apa yang menjadi harapan gubernur bisa direalisasikan," katanya.
Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, berharap adanya bantuan dari Kementerian Agama yang membangun sembilan gedung baru akan memperkuat kontribusi UIN Mataram sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam yang menghasilkan generasi NTB berkualitas.
"Tantangan UIN Mataram ke depan, jangan sampai sudah disumbang sembilan gedung, apalagi sampai 15 gedung, tapi hanya bisa menghasilkan generasi yang cuma jadi penonton di daerah," katanya.