Jakarta (ANTARA) - Bukan Kylian Mbappe yang menjadi aktor utama atas kemenangan remontada Real Madrid menghadapi Borussia Dortmund, 5-2 pada pertandingan ketiga Liga Champions di Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu.

Namun aktor utama tersebut terletak pada diri Vinicius Junior, pemain yang sempat diragukan kehadirannya mengisi barisan skuad Los Blancos.

Tiga gol dari Vinicius Junior mewarnai kemenangan mutlak Real Madrid menghadapi Borussia Dortmund dalam laga bertajuk final ulangan Liga Champions 2023 tersebut.

Tentu penjaga gawang Borussia Dortmund, Gregor Kobel masih menyisakan luka saat Vinicius sempat mencatatkan nama pada laga final Liga Champions 2023 tersebut. Lalu kini Kobel harus memungut tiga kali bola hasil sepakan dari pemain berusia 24 tahun tersebut dari gawangnya.

Vinicius menorehkan gol pada menit ke-62, 82 dan 90+2 untuk membawa Real Madrid comeback usai sempat tertinggal dua gol. Catatan tersebut sebenarnya menjadi catatan kedua bagi Los Blancos yang sebelumnya sempat membalikkan kedudukan meski tertinggal dua gol saat bersua Liverpool pada tahun 2023.

Kala itu torehan dwigol dari Vinicius membawa El Real membungkam publik Anfield usai menang dengan skor 5-2, meski sempat tertinggal dari gol Darwin Nunez dan Mo Salah.

Menghadapi Dortmund, Real Madrid yang buntu selama babak pertama membutuhkan sosok unsung hero. Vinicius seperti mengambil peran tersebut dari bintang-bintang El Real seperti Kylian Mbappe maupun Jude Bellingham.

Di laga tersebut Vini tercatat melepaskan empat tembakan tepat sasaran, dengan tiga di antaranya berbuah gol ke gawang Kobel.

Catatan mengesankan Vinicius saat menghadapi Dortmund kian menegaskan bahwa pemain tim nasional Brasil tersebut kini merupakan kandidat utama yang mendekati gelar pemain terbaik dunia 2024 atau memperoleh gelar Ballon D'or 2024 yang berlangsung kurang dari sepekan lagi di Paris, Perancis.

Gelar tersebut tentunya kian menasbihkan Vinicius sebagai pemain terbaik di dunia untuk saat ini mengungguli dua pemain yang sebelumnya diprediksi akan memenangkan Ballon D'or terlebih dahulu yakni Kylian Mbappe dan penyerang Manchester City Erling Haaland.

Si biang kerok

Vinicius datang ke Real Madrid usai ditebus dari Flamengo dengan mahar yang fantastis untuk pemain muda seusianya dengan klausul mencapai 782 miliar Rupiah.

Di musim perdananya, Vinicius tak mendapatkan tempat utama di dalam skuad Los Blancos. Ia memulai karirnya di Real Madrid Castilla, yang merupakan klub kelompok umur Real Madrid.

Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap kiri tersebut kemudian memperoleh kepercayaan di musim yang sama oleh pelatih Real Madrid saat itu, Julen Lopetegui. Di bawah Lopetegui, Vinicius tak menunjukkan bakat alaminya sebagai sosok winger Brasil yang terkenal mempunyai kemampuan individu di atas rata-rata.

Pada musim tersebut, Vini hanya mampu berkontribusi tiga gol dari 31 laga di semua kompetisi untuk Real Madrid.

Dengan mahar yang fantastis, suporter Bernabeu pun menilai bahwa Vinicius menjadi salah satu pembelian flop yang dilakukan manajemen Real Madrid.

Di era kepelatihan Zinedine Zidane, Vinicius juga tak kunjung menunjukkan performa yang impresif meski telah lebih banyak mendapatkan jatah menit bermain.

Di musim 2019/2020, penyerang utama El Real, Karim Benzema secara gamblang tertangkap kamera berbicara dengan Ferland Mendy, berujar bahwa Vinicius terlalu bermain untuk dirinya sendiri dan jarang membagi bola meski rekan setimnya mempunyai celah kosong.

Vini menjadi salah satu biang kerok bagi kegagalan Los Blancos yang sempat seret trofi. Perannya yang sebenarnya dibutuhkan sebagai pengganti Eden Hazard di winger kiri malah kerap tak menunjukkan kontribusi di tengah seretnya gol di lini depan.

Lalu di masa-masa tersebut Vini kerap terprovokasi oleh lawan maupun para suporter lawan yang mengundang reaksi negatif para penggemar El Real, pasalnya Vini kerap menerima kartu yang tak semestinya diperoleh jika dirinya tak melakukan protes berlebihan.

Usai Zidane menyatakan mundur di kursi kepelatihan, Real Madrid menunjuk Carlo Ancelotti kembali sebagai pelatih utama. Di tangan Ancelotti inilah membuat Vini bertransformasi menjadi pesepakbola yang mampu memanfaatkan talenta alaminya.

Baca juga: Kebugaran pemain Real Madrid belum 100 persen

Ancelotti memberikan keleluasaan bagi Vinicius untuk melakukan skema menyerang. Vini kemudian menjadi winger kiri yang begitu leluasa bergerak di lini depan. Di musim 2021/2022, Vini bersama dengan Benzema menjadi aktor kunci atas juara Liga Champions dan Liga Spanyol untuk Real Madrid.

Ketajaman Vini di era Ancelotti hingga musim ini pun mengalami peningkatan signifikan. Di musim lalu, penyerang bernomor punggung tujuh tersebut tampil efektif di lini depan El Real dengan mencatatkan 24 gol daru 39 pertandingan.

Kandidat kuat peraih Ballon D'or

Atas pencapaian Vini yang mampu membawa Real Madrid memenangkan gelar Liga Champions ke-15 sepanjang sejarah membuatnya kini menjadi barisan terdepan untuk meraih gelar Ballon D'or. Vini diprediksi mampu mengalahkan sejumlah kandidat kuat diantaranya rekan setimnya Dani Carvajal, Jude Bellingham dan gelandang Manchester City, Rodri.

"Vini akan memenangkan Ballon d'Or, tetapi bukan untuk apa yang dia lakukan malam ini, melainkan apa yang dia lakukan sepanjang tahun lalu, dalam membantu kami memenangkan Liga Champions. Tiga gol ini akan membantunya menuju Ballon d'Or berikutnya," kata pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

Perjalanan dari Vini mencapai tangga puncak pemain terbaik dunia tak serta merta terjadi dalam waktu instan. Pemain jebolan akademi Flamengo tersebut sejak tahun 2020 telah mengadopsi metode latihan fisik yang diterapkan sang legenda Real Madrid, Cristiano Ronaldo dalam latihan pribadi di luar latihan klub.

Sejak mengalami cedera pada laga melawan Ajax musim 2018/2019, Vini melakukan upaya keras untuk menjadikan dirinya mampu mendapatkan kondisi fisik yang prima. Selain menyewa jasa pelatih fisik personal papan atas Brasil, Thiago Lobo tapi Vini juga menjalani menu diet sangat ketat di bawah pengawasan koki pribadi.

Baca juga: Real Madrid taklukkan Borussia Dortmund 5-2

Kondisi fisik yang terus diasah juga dibarengi dengan kondisi mental dari Vini yang kian menunjukkan diri bermental baja meski kerap mengalami perlakuan rasis dari suporter lawan ataupun juga pelanggaran-pelanggaran keras di dalam lapangan.

Tak ayal, kerja keras Vini kini mengantarkannya menjadi kandidat kuat peraih gelar tahunan pemain terbaik yang ada sejak tahun 1956 tersebut. Jika Vini mengangkat trofi bola emas tersebut maka ini akan menjadikannya pemain Brasil kelima yang memenangkan gelar Ballon D'or usai sebelumnya terdapat nama-nama seperti Ronaldo (1997, 2002), Rivaldo (1999), Ronaldinho (2005) dan Kaka (2007).


 

 

Pewarta : Fajar Satriyo
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024