Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya mengembangkan kreativitas generasi muda, terkhusus pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui perlombaan majalah dinding (mading).
"Kami menginginkan agar generasi muda, khususnya anak-anak SMA, itu memiliki memori tentang keindahan NTB, sehingga dengan memori keindahan itu mereka bisa tuangkan kreativitas berupa kreasi majalah dinding," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Kamis.
Kegiatan pekan ekspresi siswa lewat lomba majalah dinding diikuti oleh 80 siswa dari berbagai SMA di NTB. Para peserta diminta untuk membuat majalah dinding yang menggambarkan keindahan dan keajaiban NTB dalam segi budaya dan sejarah.
Museum NTB berkomitmen untuk selalu meningkatkan pengalaman siswa dalam menggali informasi sejarah, menciptakan karya, dan membagikannya kepada khalayak melalui majalah dinding.
Baca juga: Belajar arkeologi sejak dini
Museum pelat merah itu memiliki rencana strategis berupa Kotaku Museumku, Kampungku Museumku, sehingga lomba majalah dinding diharapkan dapat membentuk generasi muda sebagai agen untuk pelestarian dan perlindungan budaya dan sejarah.
"Kami berharap agar siswa-siswi itu bisa menjadi agen untuk pelestarian dan perlindungan, karena di dalam majalah dinding mereka itu menampilkan objek-objek kekayaan budaya NTB, baik kekayaan tak benda maupun benda," kata Nuralam.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa majalah dinding adalah lembaran-lembaran yang disusun dalam bentuk tulisan dan ditempelkan pada dinding atau papan.
Baca juga: Museum Negeri NTB kenalkan dunia arkeologi sejak dini kepada anak-anak
Majalah dinding merupakan salah satu media komunikasi yang memberikan wadah bagi kreativitas, menumbuhkan kebiasaan membaca, serta melatih kepiawaian menulis, dan berorganisasi.
Salah satu peserta bernama Mutia Ananda Azzahra, siswa SMA Negeri 1 Gerung, merasa senang dapat mengikuti ajang tersebut.
"Kami sangat senang bisa belajar banyak bagaimana cara berkreasi dan berinovasi untuk mengembangkan ide-ide tentang kebudayaan di sekitar kita," ucap Mutia.
Baca juga: Koleksi artefak peradapan Islam jadi keunggulan Museum Negeri NTB
Baca juga: Museum NTB mewakili Indonesia dalam pameran sejarah Islam di Arab Saudi
"Kami menginginkan agar generasi muda, khususnya anak-anak SMA, itu memiliki memori tentang keindahan NTB, sehingga dengan memori keindahan itu mereka bisa tuangkan kreativitas berupa kreasi majalah dinding," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Kamis.
Kegiatan pekan ekspresi siswa lewat lomba majalah dinding diikuti oleh 80 siswa dari berbagai SMA di NTB. Para peserta diminta untuk membuat majalah dinding yang menggambarkan keindahan dan keajaiban NTB dalam segi budaya dan sejarah.
Museum NTB berkomitmen untuk selalu meningkatkan pengalaman siswa dalam menggali informasi sejarah, menciptakan karya, dan membagikannya kepada khalayak melalui majalah dinding.
Baca juga: Belajar arkeologi sejak dini
Museum pelat merah itu memiliki rencana strategis berupa Kotaku Museumku, Kampungku Museumku, sehingga lomba majalah dinding diharapkan dapat membentuk generasi muda sebagai agen untuk pelestarian dan perlindungan budaya dan sejarah.
"Kami berharap agar siswa-siswi itu bisa menjadi agen untuk pelestarian dan perlindungan, karena di dalam majalah dinding mereka itu menampilkan objek-objek kekayaan budaya NTB, baik kekayaan tak benda maupun benda," kata Nuralam.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa majalah dinding adalah lembaran-lembaran yang disusun dalam bentuk tulisan dan ditempelkan pada dinding atau papan.
Baca juga: Museum Negeri NTB kenalkan dunia arkeologi sejak dini kepada anak-anak
Majalah dinding merupakan salah satu media komunikasi yang memberikan wadah bagi kreativitas, menumbuhkan kebiasaan membaca, serta melatih kepiawaian menulis, dan berorganisasi.
Salah satu peserta bernama Mutia Ananda Azzahra, siswa SMA Negeri 1 Gerung, merasa senang dapat mengikuti ajang tersebut.
"Kami sangat senang bisa belajar banyak bagaimana cara berkreasi dan berinovasi untuk mengembangkan ide-ide tentang kebudayaan di sekitar kita," ucap Mutia.
Baca juga: Koleksi artefak peradapan Islam jadi keunggulan Museum Negeri NTB
Baca juga: Museum NTB mewakili Indonesia dalam pameran sejarah Islam di Arab Saudi