Mataram (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggelar kegiatan bimbingan teknis (bimtek) kepada ratusan guru master di daerah itu, dalam rangka revitalisasi bahasa daerah agar hidup kembali dan tidak punah.
Kegiatan yang tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi NTB Lalu Abdurrahim, dihadiri Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB Dwi Pratiwi, para narasumber yang mumpuni, mitra, serta tamu undangan lainnya di Mataram, Selasa.
Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB Dwi Pratiwi mengatakan, kegiatan bimtek tersebut berlangsung selama tiga hari yakni 17-19 Juni 2025, dan diikuti 251 peserta guru master se-NTB, dan kontingen Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebanyak 60 orang terdiri atas 30 peserta dan 30 pendamping.
"Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya melindungi bahasa daerah dari kepunahan," katanya.
Baca juga: Lestarikan bahasa daerah, Wali Kota Bima terima penghargaan
Program revitalisasi bahasa daerah diampu oleh tim kerja pelindungan dan pemodernan bahasa dan sastra.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, hasil capaian kinerja tim kerja pelindungan dan pemordenan pada tahun 2024 terdapat 351 partisipan atau sebesar 58 persen dari target 605 partisipan pada perjanjian kinerja (PK) pimpinan.
Pencapaian itu didukung oleh kegiatan rapat koordinasi antar instansi dan diskusi kelompok terpumpun penyusunan model pembelajaran Bahasa Daerah Sasak, Samawa, dan Mbojo di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan itu diikuti oleh 100 peserta, terdiri atas kepala dinas pendidikan 10 kabupaten/kota, kepala bidang SD, SMP, Kebudayaan sepuluh kabupaten kota, komunitas sastra, sastrawan, dan budayawan yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi NTB.
Baca juga: Balai Bahas Papua inginkan kemah cerpen
Program tersebut dikuatkan juga melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi pengimbasan revitalisasi bahasa daerah di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
Pemantauan dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota di Provinsi NTB, dan pada setiap kabupaten/kota pendampingan dilaksanakan pada 2 sekolah dasar dan 2 sekolah menengah pertama serta ke Dinas Pendidikan setempat.
"Kami berharap melalui evaluasi pengimbasan, dapat memperluas revitalisasi bahasa daerah sehingga dapat meningkatkan angka penutur di daerah ini," katanya.
Selain itu, tambah Dwi, diharapkan Trigatra bangun bahasa juga tercapai yakni utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
Baca juga: Revitalisasi bahasa daerah memiliki prinsip dinamis
Sementara Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi NTB Lalu Abdurrahim dalam kesempatan itu memberikan apresiasi terhadap program yang dilaksanakan Balai Bahasa NTB.
"Program yang dilaksanakan pusat bahasa sangat mulia yakni memberikan dukungan kepada warga NTB untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah," katanya.
Apalagi tiga daerah di NTB yakni Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Bima telah berhasil mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena dinilai memiliki komitmen melestarikan bahasa daerah atau bahasa ibu.
"Wilayah-wilayah itu merupakan embrio pengembangan pembangunan manusia melestarikan bahasa lokal. Pembangunan bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi sumber daya manusia juga harus dibangun," katanya.
Baca juga: Balai Bahasa revitalisasi enam bahasa Sumsel
Baca juga: Balai Bahasa: Eksistensi Bahasa Indonesia di tempat publik terancam bahasa asing