Mataram (ANTARA) - Menyambut Hari Listrik Nasional (HLN) ke-79, PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusra 2, sukses energize SUTT 70 kV PLTMG Flores - GI Labuan Bajo, GI 66 kV PLTMG Flores, dan GI 66 kV Labuan Bajo Ext (2 LB), Sabtu, 26 Oktober 2024.
Proyek ini mencakup pembangunan 42 tower transmisi sepanjang 26,14 km yang membentang dari Desa Golo Bilas hingga Desa Tanjung Boleng. Dimulai sejak Januari 2023, proyek ini telah mengikuti seluruh regulasi, termasuk kompensasi Ruang Bebas (RoW) yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2021 dan melibatkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang ditunjuk oleh Dirjen Ketenagalistrikan.
Assistant Manager Pengendalian Proyek, Awal Yudi Naryanto menyampaikan bahwa PLN telah mempercepat kompensasi Ruang Bebas (RoW) dan penarikan kabel agar suplai listrik dapat segera memenuhi kebutuhan masyarakat.
"PLN telah percepat proses dari kompensasi Ruang Bebas (RoW) sampai penyelesaian penarikan kabel jalur transmisi. Hal ini penting agar suplai listrik dapat secepatnya tersambung dan memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Senada dengan Awal, Manager UPP Nusra 2, Osta Melanno, menyampaikan terima kasih kepada tim yang terlibat dalam proses energize sehingga tahapan ini dapat berjalan lancar dan dapat melaju ke tahap pembebanan.
Baca juga: Mengubah lahan kritis menjadi ekosistem biomassa
"Melalui kerja sama tim yang baik, energize ini dapat berjalan lancar dan melaju ke tahap selanjutnya, uji pembebanan, yang akan dilaksanakan di awal November," ujar Osta Melanno.
Keseriusan PLN, kata Osta Melanno, tidak hanya ditunjukkan dari aspek teknis, tetapi juga pada penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 83 persen dalam proyek ini.
Baca juga: PLN dorong ekowisata lewat penanaman 15.000 mangrove di batas Kota Bima
Dengan TKDN yang mencapai angka signifikan, proyek ini juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan lokal, serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat.
General Manager PLN UIP Nusra, Abdul Nahwan, menegaskan bahwa keberhasilan energize ini menjadi bukti nyata dari komitmen PLN dalam mendukung pengembangan infrastruktur kelistrikan di NTT.
Melalui tahap energize ini, kata dia, ke depannya akan mendongkrak aktivitas perekonomian Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan sistem kelistrikan yang andal dan ramah lingkungan.
"Ini adalah kabar baik bagi para pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo, karena dengan tersambungnya jaringan ini, keandalan pasokan listrik akan semakin terjaga. Ini penting bagi operasional bisnis, terutama di sektor pariwisata, yang membutuhkan suplai listrik yang stabil dan andal," ujarnya.
Proyek ini mencakup pembangunan 42 tower transmisi sepanjang 26,14 km yang membentang dari Desa Golo Bilas hingga Desa Tanjung Boleng. Dimulai sejak Januari 2023, proyek ini telah mengikuti seluruh regulasi, termasuk kompensasi Ruang Bebas (RoW) yang dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2021 dan melibatkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang ditunjuk oleh Dirjen Ketenagalistrikan.
Assistant Manager Pengendalian Proyek, Awal Yudi Naryanto menyampaikan bahwa PLN telah mempercepat kompensasi Ruang Bebas (RoW) dan penarikan kabel agar suplai listrik dapat segera memenuhi kebutuhan masyarakat.
"PLN telah percepat proses dari kompensasi Ruang Bebas (RoW) sampai penyelesaian penarikan kabel jalur transmisi. Hal ini penting agar suplai listrik dapat secepatnya tersambung dan memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Senada dengan Awal, Manager UPP Nusra 2, Osta Melanno, menyampaikan terima kasih kepada tim yang terlibat dalam proses energize sehingga tahapan ini dapat berjalan lancar dan dapat melaju ke tahap pembebanan.
Baca juga: Mengubah lahan kritis menjadi ekosistem biomassa
"Melalui kerja sama tim yang baik, energize ini dapat berjalan lancar dan melaju ke tahap selanjutnya, uji pembebanan, yang akan dilaksanakan di awal November," ujar Osta Melanno.
Keseriusan PLN, kata Osta Melanno, tidak hanya ditunjukkan dari aspek teknis, tetapi juga pada penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 83 persen dalam proyek ini.
Baca juga: PLN dorong ekowisata lewat penanaman 15.000 mangrove di batas Kota Bima
Dengan TKDN yang mencapai angka signifikan, proyek ini juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan lokal, serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat.
General Manager PLN UIP Nusra, Abdul Nahwan, menegaskan bahwa keberhasilan energize ini menjadi bukti nyata dari komitmen PLN dalam mendukung pengembangan infrastruktur kelistrikan di NTT.
Melalui tahap energize ini, kata dia, ke depannya akan mendongkrak aktivitas perekonomian Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan sistem kelistrikan yang andal dan ramah lingkungan.
"Ini adalah kabar baik bagi para pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo, karena dengan tersambungnya jaringan ini, keandalan pasokan listrik akan semakin terjaga. Ini penting bagi operasional bisnis, terutama di sektor pariwisata, yang membutuhkan suplai listrik yang stabil dan andal," ujarnya.