Mataram (ANTARA) - Sejumlah pelaku hotel di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, bulan November 2024 akan menjadi puncak okupansi hotel dengan tingkat hunian mencapai hingga 70 persen.
"Pengalaman dari tahun ke tahun, tingkat hunian khusus untuk city hotel di Kota Mataram terjadi pada bulan Oktober-November dengan hunian maksimal mencapai 70 persen," kata General Manager (GM) Lombok Plaza Mataram Rofinus Sudri di Mataram, Sabtu.
Dikatakan, okupansi saat ini sudah memasuki "high season" sebab untuk bulan Desember okupansi hotel di Kota Mataram biasanya mengalami penurunan karena masyarakat lebih banyak menginap di resort.
"Oktober dan November hotel di kota hunian tinggi dan turun lagi di bulan Desember sebab biasanya akhir tahun tamu-tamu lari ke resort," katanya.
Baca juga: Okupansi hotel di Mataram ditarget 70 persen saat MXGP 2024
Menurutnya, dari hunian 70 persen tersebut didominasi kunjungan untuk kegiatan MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions) yang dilaksanakan oleh tamu domestik.
"Kalau untuk tamu liburan di kota termasuk kurang. Yang banyak itu kami terima untuk kegiatan pertemuan dan rata-rata tamu dari wilayah NTB," katanya.
Kondisi itu terjadi karena, perhotelan di Kota Mataram berbeda dengan resort yang akan ramai setiap akhir pekan. Sebaliknya, di Kota Mataram pengunjung paling banyak pada saat hari kerja.
"Kunjungan hotel rami hari Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu okupansi turun," katanya.
Baca juga: AHM sebut Okupansi hotel di Mataram saat MXGP lampaui target
Di sisi lain, Rofinus mengatakan, berbagi kegiatan yang digelar khususnya skala internasional memberikan pengaruh besar terhadap tingkat kunjungan. Seperti pada saat MotoGP 2024 di bulan September lalu okupansi mencapai 100 persen.
"Saat MotoGP kemarin okupansi hotel sangat bagus. Khusus untuk kami, semua kamar penuh," katanya.
Terkait dengan itu, di berharap pelaksanaan kegiatan khususnya yang skala internasional bisa lebih banyak lagi sebab dampak dari kegiatan tersebut dirasakan oleh masyarakat secara luas.
"Kami berharap pemerintah lebih sering dan memperbanyak mengadakan kegiatan skala nasional dan skala internasional," katanya.
Hal senada juga disampaikan GM Nutana Hotel sekaligus Ketua Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa Kurniawan mengatakan, okupansi hotel di Kota Mataram pada bulan Oktober 2024 mencapai rata-rata 47 persen hingga 60 persen.
"Data itu dihimpun berdasarkan hasil laporan anggota AHM di Kota Mataram. Forecast (hitungan) hunian hotel di Mataram untuk November bisanya jadi puncak okupansi," katanya.
Dia mengakui, ada beberapa hotel yang mencatat akupansi tinggi karena hotel tersebut menjadi tempat kegiatan-kegiatan "meeting" yang tidak semua hotel kebagian tamu kegiatan tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya menilai pentingnya ada data yang valid dan terpercaya soal tingkat hunian, tingkat kunjungan ke Kota Mataram yang selama ini AHM belum punya data pasti.
"Beberapa hari lalu kami sempat diskusi dengan wakil rakyat di DPRD Kota Mataram terkait hal itu, semoga ada tindakan konkret secepatnya," katanya.
"Pengalaman dari tahun ke tahun, tingkat hunian khusus untuk city hotel di Kota Mataram terjadi pada bulan Oktober-November dengan hunian maksimal mencapai 70 persen," kata General Manager (GM) Lombok Plaza Mataram Rofinus Sudri di Mataram, Sabtu.
Dikatakan, okupansi saat ini sudah memasuki "high season" sebab untuk bulan Desember okupansi hotel di Kota Mataram biasanya mengalami penurunan karena masyarakat lebih banyak menginap di resort.
"Oktober dan November hotel di kota hunian tinggi dan turun lagi di bulan Desember sebab biasanya akhir tahun tamu-tamu lari ke resort," katanya.
Baca juga: Okupansi hotel di Mataram ditarget 70 persen saat MXGP 2024
Menurutnya, dari hunian 70 persen tersebut didominasi kunjungan untuk kegiatan MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions) yang dilaksanakan oleh tamu domestik.
"Kalau untuk tamu liburan di kota termasuk kurang. Yang banyak itu kami terima untuk kegiatan pertemuan dan rata-rata tamu dari wilayah NTB," katanya.
Kondisi itu terjadi karena, perhotelan di Kota Mataram berbeda dengan resort yang akan ramai setiap akhir pekan. Sebaliknya, di Kota Mataram pengunjung paling banyak pada saat hari kerja.
"Kunjungan hotel rami hari Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu dan Minggu okupansi turun," katanya.
Baca juga: AHM sebut Okupansi hotel di Mataram saat MXGP lampaui target
Di sisi lain, Rofinus mengatakan, berbagi kegiatan yang digelar khususnya skala internasional memberikan pengaruh besar terhadap tingkat kunjungan. Seperti pada saat MotoGP 2024 di bulan September lalu okupansi mencapai 100 persen.
"Saat MotoGP kemarin okupansi hotel sangat bagus. Khusus untuk kami, semua kamar penuh," katanya.
Terkait dengan itu, di berharap pelaksanaan kegiatan khususnya yang skala internasional bisa lebih banyak lagi sebab dampak dari kegiatan tersebut dirasakan oleh masyarakat secara luas.
"Kami berharap pemerintah lebih sering dan memperbanyak mengadakan kegiatan skala nasional dan skala internasional," katanya.
Hal senada juga disampaikan GM Nutana Hotel sekaligus Ketua Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) I Made Adiyasa Kurniawan mengatakan, okupansi hotel di Kota Mataram pada bulan Oktober 2024 mencapai rata-rata 47 persen hingga 60 persen.
"Data itu dihimpun berdasarkan hasil laporan anggota AHM di Kota Mataram. Forecast (hitungan) hunian hotel di Mataram untuk November bisanya jadi puncak okupansi," katanya.
Dia mengakui, ada beberapa hotel yang mencatat akupansi tinggi karena hotel tersebut menjadi tempat kegiatan-kegiatan "meeting" yang tidak semua hotel kebagian tamu kegiatan tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya menilai pentingnya ada data yang valid dan terpercaya soal tingkat hunian, tingkat kunjungan ke Kota Mataram yang selama ini AHM belum punya data pasti.
"Beberapa hari lalu kami sempat diskusi dengan wakil rakyat di DPRD Kota Mataram terkait hal itu, semoga ada tindakan konkret secepatnya," katanya.