Lombok Utara (Antaranews NTB) - Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) telah membangun sepuluh hunian tetap (huntap) berupa rumah instan sehat sederhana (Risha) untuk korban gempa bumi di Desa Akar-Akar dan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Sepuluh huntap tersebut diserahterimakan oleh Panglima Kogasgabpad Mayjend TNI Madsuni, bersama Sekretaris Daerah Lombok Utara H. Suardi, kepada Kelompok Masyarakat (Pokmas) Semeret 1 Dusun Temuan Sari, Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, di Dusun Temuan Sari, Bayan, Selasa (20/11).
Turut hadir Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Lombok Utara, Evi Winarni, Kepala Desa Akar Akar, Akarman, S.Sos, Kepala Dusun se-Desa Akar Akar, pengurus pokmas dan masyarakat setempat.
Panglima Kogasgabpad Mayjend TNI Madsuni, mengatakan pembangunan sepuluh rumah Risha diselesaikan dalam waktu sepuluh hari dan dilakukan oleh sepuluh orang prajurit.
"Risha tersebut sebagai percontohan untuk masyarakat Desa Akar-Akar dan Bayan pada umumnya. Nantinya kelanjutan pembangunan huntap masyarakat dilanjutkan oleh Komandan Sektor," katanya.
Setelah dibangu, Madsuni berharap banyak masyarakat yang ikut membangun kembali rumah-rumah tahan gempa.
"Sejak tiga bulan, kami TNI melakukan penanggulangan. Mulai dari pengobatan bagi masyarakat, membersihkan puing-puing bangunan rumah dan lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lombok Utara H Suardi, mengatakan Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah dengan kerusakan rumah rusak berat paling banyak dibanding tujuh kabupaten/kota di NTB yang terdampak gempa.
Namun dengan banyaknya bantuan dari berbagai pihak, termasuk TNI/Polri membuat masyarakat korban bencana tidak terlalu larut dalam kesedihan.
"Dengan bantuan itu, semua kami bisa menatap kehidupan mendatang lebih baik. Banyak dinamika yang kami hadapi termasuk responsif menyikapi bantuan stimulan pemerintah pusat," katanya.
Dengan kehadiran TNI, lanjutnya, sangat membantu masyarakat, mulai dari gempa pertama sampai berakhirnya tugas Kogasgabpad.
"Pemerintah daerah dan masyarakat memohon maaf bila selama berinteraksi ada yang yang kurang baik sekaligus berterima kasih atas bhakti TNI dalam penanggulangan bencana gempa bumi ini," ucapnya pula.
Kepala Desa Akar Akar, Akarman, S.Sos, menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kogasgabpad atas selesainya pembangunan Risha berkat bantuan TNI.
"Inilah rumah masyarakat kami di Dusun Temuan Sari, bisa jadi dan bisa ditempati pada Pokmas Semeret 1. Sebagai percontohan rumah Risha tahan gempa. Kami patuh kepada pemerintah daerah untuk melakukan seluruh petunjuk teknis pemerintah pusat dari 30 Pokmas yang ada di Desa Akar Akar sudah kami SK-kan. Sisanya 17 Pokmas sedang proses pemindahan rekening dari individu ke Pokmas," tuturnya.
Ketua Pokmas Semeret 1, Zainuddin menuturkan bahwa anggota Pokmas yang berjumlah 10 orang warga terdampak gempa, sudah dari awal memilih rumah jenis Risha. Hal ini dikarenakan proses pembangunannya cepat, apalagi sekarang musim hujan sudah tiba.
"Dalam prosesnya, pengelolaan pada Pokmas mudah. Kami juga merasa bersyukur atas bantuan stimulan pemerintah pusat dan pembangunan rumah Risha yang begitu cepat, berkat bantuan dari TNI dan pendampingan dari Kementerian PUPR," ujarnya.
Rumah jenis Risha merupakan satu dari tiga opsi rumah tahan gempa. Di antaranya rumah instan konvensional (Riko), rumah instan kayu (Rika). Bahkan, kini ada rumah tahan gempa berbahan baja, bambu, papan, atau bahan lainnya yang tetap berkategori tahan gempa. (*)
Sepuluh huntap tersebut diserahterimakan oleh Panglima Kogasgabpad Mayjend TNI Madsuni, bersama Sekretaris Daerah Lombok Utara H. Suardi, kepada Kelompok Masyarakat (Pokmas) Semeret 1 Dusun Temuan Sari, Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, di Dusun Temuan Sari, Bayan, Selasa (20/11).
Turut hadir Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Lombok Utara, Evi Winarni, Kepala Desa Akar Akar, Akarman, S.Sos, Kepala Dusun se-Desa Akar Akar, pengurus pokmas dan masyarakat setempat.
Panglima Kogasgabpad Mayjend TNI Madsuni, mengatakan pembangunan sepuluh rumah Risha diselesaikan dalam waktu sepuluh hari dan dilakukan oleh sepuluh orang prajurit.
"Risha tersebut sebagai percontohan untuk masyarakat Desa Akar-Akar dan Bayan pada umumnya. Nantinya kelanjutan pembangunan huntap masyarakat dilanjutkan oleh Komandan Sektor," katanya.
Setelah dibangu, Madsuni berharap banyak masyarakat yang ikut membangun kembali rumah-rumah tahan gempa.
"Sejak tiga bulan, kami TNI melakukan penanggulangan. Mulai dari pengobatan bagi masyarakat, membersihkan puing-puing bangunan rumah dan lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lombok Utara H Suardi, mengatakan Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah dengan kerusakan rumah rusak berat paling banyak dibanding tujuh kabupaten/kota di NTB yang terdampak gempa.
Namun dengan banyaknya bantuan dari berbagai pihak, termasuk TNI/Polri membuat masyarakat korban bencana tidak terlalu larut dalam kesedihan.
"Dengan bantuan itu, semua kami bisa menatap kehidupan mendatang lebih baik. Banyak dinamika yang kami hadapi termasuk responsif menyikapi bantuan stimulan pemerintah pusat," katanya.
Dengan kehadiran TNI, lanjutnya, sangat membantu masyarakat, mulai dari gempa pertama sampai berakhirnya tugas Kogasgabpad.
"Pemerintah daerah dan masyarakat memohon maaf bila selama berinteraksi ada yang yang kurang baik sekaligus berterima kasih atas bhakti TNI dalam penanggulangan bencana gempa bumi ini," ucapnya pula.
Kepala Desa Akar Akar, Akarman, S.Sos, menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kogasgabpad atas selesainya pembangunan Risha berkat bantuan TNI.
"Inilah rumah masyarakat kami di Dusun Temuan Sari, bisa jadi dan bisa ditempati pada Pokmas Semeret 1. Sebagai percontohan rumah Risha tahan gempa. Kami patuh kepada pemerintah daerah untuk melakukan seluruh petunjuk teknis pemerintah pusat dari 30 Pokmas yang ada di Desa Akar Akar sudah kami SK-kan. Sisanya 17 Pokmas sedang proses pemindahan rekening dari individu ke Pokmas," tuturnya.
Ketua Pokmas Semeret 1, Zainuddin menuturkan bahwa anggota Pokmas yang berjumlah 10 orang warga terdampak gempa, sudah dari awal memilih rumah jenis Risha. Hal ini dikarenakan proses pembangunannya cepat, apalagi sekarang musim hujan sudah tiba.
"Dalam prosesnya, pengelolaan pada Pokmas mudah. Kami juga merasa bersyukur atas bantuan stimulan pemerintah pusat dan pembangunan rumah Risha yang begitu cepat, berkat bantuan dari TNI dan pendampingan dari Kementerian PUPR," ujarnya.
Rumah jenis Risha merupakan satu dari tiga opsi rumah tahan gempa. Di antaranya rumah instan konvensional (Riko), rumah instan kayu (Rika). Bahkan, kini ada rumah tahan gempa berbahan baja, bambu, papan, atau bahan lainnya yang tetap berkategori tahan gempa. (*)