Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan tinggi diprediksi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan warga diimbau agar waspada terhadap sambaran petir dampak cuaca ekstrem pada akhir November 2024.
"Adanya potensi hujan yang cukup signifikan pada 10 hari mendatang, masyarakat dihimbau saat beraktivitas di luar ruangan terbuka untuk segera masuk ke dalam ruangan, yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor," kata Prakirawan BMKG Nusa Tenggara Barat Nindya Kirana melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Oleh karena itu, masyarakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba – tiba, khususnya pada periode peralihan musim seperti sekarang ini.
"Warga diharapkan tidak membuang sampah pada saluran air dan membersihkan drainase untuk mengantisipasi terjadinya luapan air saat hujan terjadi," katanya.
Baca juga: Tujuh pohon tumbang di Mataram akibat cuaca ekstrem
Pada dasarian III November 2024 (21 – 30 November 2024) terdapat peluang curah hujan 100 milimeter/dasarian di hampir seluruh wilayah Pulau Lombok, Sumbawa Barat, Sumbawa meliputi wilayah Alas, Alas Barat, Batulanteh, Lunyuk, Labuhan Badas, Moyo Hulu dan Ropang dengan probabilitas 40 persen - 90 persen.
Terdapat pula peluang curah hujan 150 milimeter/dasarian yang terjadi di sebagian kecil Kota Mataram, sebagian Kabupaten Lombok Barat Lombok Tengah bagian utara, sebagian Lombok Timur dan sebagian kecil Lombok dengan probabilitas 40 persen hingga 80 persen.
"Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi curah hujan tinggi (iklim) dengan level waspada yaitu di Kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Lingsar, dan Narmada), Kabupaten Lombok Tengah (Kecamatan Batukliang dan Batukliang Utara) dan Lombok Timur (Kecamatan Montong Gading)," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram antisipasi cuaca ekstrem saat pemungutan suara Pilkada 2024
Hasil monitoring Indeks Dipole Mode (IOD) pada awal November 2024 menunjukkan angka -0.49 (IOD Negatif) yang sudah berlangsung selama 3 dasarian.
Sedangkan Indeks ENSO menunjukkan angka -0.2 (Netral). IOD Negatif diprediksi akan kembali menuju IOD Netral pada November 2024 dan akan berlanjut hingga pertengahan tahun 2025.
Sementara itu, kondisi La Nina akan diprediksi terjadi pada akhir tahun 2024 dan berlanjut hingga periode Februari – Maret – April 2025. Aliran massa udara pada awal November 2024 masih didominasi oleh angin timuran.
Angin baratan diprediksi akan konsisten di wilayah Indonesia pada Desember 2024 dan terus menguat hingga Februari 2025.
"Saat ini MJO terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia," katanya.
Baca juga: Cuaca ekstrem, Lombok Tengah kini berstatus darurat bencana
Baca juga: BPBD data dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah
"Adanya potensi hujan yang cukup signifikan pada 10 hari mendatang, masyarakat dihimbau saat beraktivitas di luar ruangan terbuka untuk segera masuk ke dalam ruangan, yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor," kata Prakirawan BMKG Nusa Tenggara Barat Nindya Kirana melalui keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Oleh karena itu, masyarakat juga perlu mewaspadai adanya potensi terjadi hujan dan angin kencang yang dapat terjadi secara tiba – tiba, khususnya pada periode peralihan musim seperti sekarang ini.
"Warga diharapkan tidak membuang sampah pada saluran air dan membersihkan drainase untuk mengantisipasi terjadinya luapan air saat hujan terjadi," katanya.
Baca juga: Tujuh pohon tumbang di Mataram akibat cuaca ekstrem
Pada dasarian III November 2024 (21 – 30 November 2024) terdapat peluang curah hujan 100 milimeter/dasarian di hampir seluruh wilayah Pulau Lombok, Sumbawa Barat, Sumbawa meliputi wilayah Alas, Alas Barat, Batulanteh, Lunyuk, Labuhan Badas, Moyo Hulu dan Ropang dengan probabilitas 40 persen - 90 persen.
Terdapat pula peluang curah hujan 150 milimeter/dasarian yang terjadi di sebagian kecil Kota Mataram, sebagian Kabupaten Lombok Barat Lombok Tengah bagian utara, sebagian Lombok Timur dan sebagian kecil Lombok dengan probabilitas 40 persen hingga 80 persen.
"Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi curah hujan tinggi (iklim) dengan level waspada yaitu di Kabupaten Lombok Barat (Kecamatan Lingsar, dan Narmada), Kabupaten Lombok Tengah (Kecamatan Batukliang dan Batukliang Utara) dan Lombok Timur (Kecamatan Montong Gading)," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram antisipasi cuaca ekstrem saat pemungutan suara Pilkada 2024
Hasil monitoring Indeks Dipole Mode (IOD) pada awal November 2024 menunjukkan angka -0.49 (IOD Negatif) yang sudah berlangsung selama 3 dasarian.
Sedangkan Indeks ENSO menunjukkan angka -0.2 (Netral). IOD Negatif diprediksi akan kembali menuju IOD Netral pada November 2024 dan akan berlanjut hingga pertengahan tahun 2025.
Sementara itu, kondisi La Nina akan diprediksi terjadi pada akhir tahun 2024 dan berlanjut hingga periode Februari – Maret – April 2025. Aliran massa udara pada awal November 2024 masih didominasi oleh angin timuran.
Angin baratan diprediksi akan konsisten di wilayah Indonesia pada Desember 2024 dan terus menguat hingga Februari 2025.
"Saat ini MJO terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia," katanya.
Baca juga: Cuaca ekstrem, Lombok Tengah kini berstatus darurat bencana
Baca juga: BPBD data dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah