Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) berkomitmen untuk menjadikan keselamatan dan keamanan di wilayah laut sebagai prioritas utama.
"Kesiagaan dalam menghadapi kejadian darurat merupakan kunci penting dalam menghadapi berbagai tantangan di wilayah maritim," ucap General Manager PHE OSES Antonius Dwi Arinto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
PHE OSES, kata dia, sebagai operator migas yang bertugas di wilayah lepas pantai yang rentan dituntut untuk selalu siap siaga menghadapi kondisi darurat.
"Kami berkomitmen untuk berkontribusi bagi keselamatan masyarakat, baik di darat maupun di laut," ujar Antonius.
Dalam hal keselamatan masyarakat, lanjut dia, PHE OSES di pertengahan September 2024 lalu telah menyelamatkan empat nelayan di perairan Lampung Timur, Lampung. PHE OSES mengungkapkan bahwa para nelayan itu bertolak dari Kuala Penet menuju Pulau Segama, Lampung Timur. Namun, perjalanan mereka terganggu angin yang bertiup kencang dan juga sistem pemosisi global (GPS) yang rusak sehingga mereka kehilangan arah.
Baca juga: Indonesia komitmen tingkatkan kerja sama maritim
Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier, milik PHE OSES, yang sedang berpatroli di wilayah anjungan lepas pantai dan sumur migas Krisna berhasil mendeteksi sinyal lampu dari kapal yang sudah kehabisan bahan bakar dan perbekalan tersebut.
AHTS Harrier melaju dengan kecepatan penuh mengirimkan koordinat para nelayan kepada kapal AHTS Parakan, yang berlokasi sekitar tiga mil laut dari lokasi kejadian.
PHE OSES menyebut bahwa setelah mendapatkan izin dari Fleet Control, AHTS Parakan menuju titik penyelamatan. Sesampai nya di lokasi, kru PHE OSES memulai proses evakuasi dan memastikan kondisi fisik para nelayan dalam kondisi baik.
Baca juga: Indonesia mendorong efisiensi biaya operasional logistik di ajang MSW
Selanjutnya, AHTS Parakan menarik dan membawa perahu nelayan ke area aman di anjungan lepas pantai Krisna-D milik PHE OSES. Di sana, kru PHE OSES membekali para nelayan dengan bahan bakar kapal agar dapat kembali berlayar meneruskan perjalanan.
Wanto, salah seorang nelayan yang diselamatkan, mengungkapkan rasa syukur nya kepada kru AHTS Harrier dan AHTS Parakan PHE OSES.
"Terima kasih untuk PHE OSES yang menyelamatkan kami setelah dua malam terombang-ambing di tengah laut," katanya.
"Kesiagaan dalam menghadapi kejadian darurat merupakan kunci penting dalam menghadapi berbagai tantangan di wilayah maritim," ucap General Manager PHE OSES Antonius Dwi Arinto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
PHE OSES, kata dia, sebagai operator migas yang bertugas di wilayah lepas pantai yang rentan dituntut untuk selalu siap siaga menghadapi kondisi darurat.
"Kami berkomitmen untuk berkontribusi bagi keselamatan masyarakat, baik di darat maupun di laut," ujar Antonius.
Dalam hal keselamatan masyarakat, lanjut dia, PHE OSES di pertengahan September 2024 lalu telah menyelamatkan empat nelayan di perairan Lampung Timur, Lampung. PHE OSES mengungkapkan bahwa para nelayan itu bertolak dari Kuala Penet menuju Pulau Segama, Lampung Timur. Namun, perjalanan mereka terganggu angin yang bertiup kencang dan juga sistem pemosisi global (GPS) yang rusak sehingga mereka kehilangan arah.
Baca juga: Indonesia komitmen tingkatkan kerja sama maritim
Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier, milik PHE OSES, yang sedang berpatroli di wilayah anjungan lepas pantai dan sumur migas Krisna berhasil mendeteksi sinyal lampu dari kapal yang sudah kehabisan bahan bakar dan perbekalan tersebut.
AHTS Harrier melaju dengan kecepatan penuh mengirimkan koordinat para nelayan kepada kapal AHTS Parakan, yang berlokasi sekitar tiga mil laut dari lokasi kejadian.
PHE OSES menyebut bahwa setelah mendapatkan izin dari Fleet Control, AHTS Parakan menuju titik penyelamatan. Sesampai nya di lokasi, kru PHE OSES memulai proses evakuasi dan memastikan kondisi fisik para nelayan dalam kondisi baik.
Baca juga: Indonesia mendorong efisiensi biaya operasional logistik di ajang MSW
Selanjutnya, AHTS Parakan menarik dan membawa perahu nelayan ke area aman di anjungan lepas pantai Krisna-D milik PHE OSES. Di sana, kru PHE OSES membekali para nelayan dengan bahan bakar kapal agar dapat kembali berlayar meneruskan perjalanan.
Wanto, salah seorang nelayan yang diselamatkan, mengungkapkan rasa syukur nya kepada kru AHTS Harrier dan AHTS Parakan PHE OSES.
"Terima kasih untuk PHE OSES yang menyelamatkan kami setelah dua malam terombang-ambing di tengah laut," katanya.