Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan adanya potensi gangguan cuaca buruk berupa pusat tekanan rendah atau sirkulasi siklonik yang sekarang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Sirkulasi siklonik itu biasanya menandai potensi cuaca buruk berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang di wilayah tersebut," kata Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat (NTB) Bastian Andriano di Mataram, Kamis.
Sirkulasi siklonik dapat membentuk daerah konvergensi, yaitu daerah perlambatan kecepatan angin. Daerah konvergensi mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar kawasan sirkulasi siklonik tersebut.
Baca juga: Nelayan NTB diminta waspadai gelombang tinggi capai 2,5 meter
Bastian menuturkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat terpantau ada wilayah belokan angin atau shearline dan pertemuan serta perlambatan udara.
Fenomena itu dapat mengakibatkan penumpukan massa udara, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk tiga hari ke depan.
Baca juga: Hujan berpotensi guyur NTB selama sepekan
Menurut Bastian, pusat tekanan rendah biasanya terjadi dalam skala tiga sampai tujuh hari hingga punah. Kecepatan angin yang berada di pusat tekanan rendah cenderung lambat, bahkan tenang.
"Untuk potensi gelombang tinggi tidak ada, kecuali sirkulasi gelombang siklonik sudah menjadi bibit siklon tropis," ujarnya.
Pada 28 November 2024, BMKG mengingatkan masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Kota Bima, dan Bima pada siang hingga malam hari.
Baca juga: BMKG prakirakan wilayah Indonesia akan diguyur hujan
"Sirkulasi siklonik itu biasanya menandai potensi cuaca buruk berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta angin kencang di wilayah tersebut," kata Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat (NTB) Bastian Andriano di Mataram, Kamis.
Sirkulasi siklonik dapat membentuk daerah konvergensi, yaitu daerah perlambatan kecepatan angin. Daerah konvergensi mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar kawasan sirkulasi siklonik tersebut.
Baca juga: Nelayan NTB diminta waspadai gelombang tinggi capai 2,5 meter
Bastian menuturkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat terpantau ada wilayah belokan angin atau shearline dan pertemuan serta perlambatan udara.
Fenomena itu dapat mengakibatkan penumpukan massa udara, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat untuk tiga hari ke depan.
Baca juga: Hujan berpotensi guyur NTB selama sepekan
Menurut Bastian, pusat tekanan rendah biasanya terjadi dalam skala tiga sampai tujuh hari hingga punah. Kecepatan angin yang berada di pusat tekanan rendah cenderung lambat, bahkan tenang.
"Untuk potensi gelombang tinggi tidak ada, kecuali sirkulasi gelombang siklonik sudah menjadi bibit siklon tropis," ujarnya.
Pada 28 November 2024, BMKG mengingatkan masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Kota Bima, dan Bima pada siang hingga malam hari.
Baca juga: BMKG prakirakan wilayah Indonesia akan diguyur hujan