Jakarta (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan pihaknya mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas untuk meningkatkan layanan paliatif di tanah air, seperti dengan membuka program studi (prodi) dan mengirimkan pakar-pakar mereka ke luar negeri untuk belajar ilmu terkait.
"Jadi, kami dengan tanggung jawab sebagai suatu institusi pendidikan, melakukan terobosan-terobosan, membuka prodi-prodi yang di tempat lain belum buka, atau kita berharap juga tempat-tempat lain buka prodinya," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam di Jakarta, Senin.
Ari menjelaskan, prodi yang dimaksud seperti psikosomatik, onkologi radiasi, dan rehabilitasi medik. Adapun ilmu-ilmu tersebut, kata dia, tak hanya mencakup aspek fisik pasien, namun juga psikisnya, agar pelayanan paliatif yang diberikan bersifat menyeluruh dan pasien dapat menjalani sisa hidupnya dengan baik.
Menurut dia, meskipun penyakitnya sudah tidak tertolong dengan tindakan apa pun, pasien paliatif masih punya harapan untuk hidup yang berkualitas. Dia mencontohkan, untuk pasien paliatif yang punya kanker stadium 4, tumornya dikecilkan agar dia merasa lebih nyaman.
"Kemudian karena memang kemampuan fisiknya menurun, misalnya jalannya susah, nah ini dibantu oleh rehabilitasi medik untuk jalannya," ujar dia.
Baca juga: Indonesia-Inggris perkuat kerja sama AI, inovasi digital, dan kesehatan
Selain itu, pihaknya juga mengirimkan para pakarnya ke luar negeri, seperti Jepang, Belanda, dan Taiwan untuk belajar serta mengembangkan ilmu layanan paliatif melalui riset. Langkah-langkah FKUI, katanya, diharapkan dapat menginspirasi perguruan tinggi lain untuk melakukan hal yang sama, agar layanan paliatif nasional semakin baik.
Dia pun mengapresiasi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang telah mempercayai Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengadakan pelatihan bagi para tenaga medis tentang layanan paliatif.
Baca juga: UI tangguhkan kelulusan S3 Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Menurut dia, inisiatif itu dapat meningkatkan kualitas pelayanan dari tenaga medis FKUI-RSCM, yang juga akan menyebarkan ilmu itu ke masyarakat luas. Dalam kesempatan itu, dia menyebutkan bahwa saat ini baru ada sekitar 15 ahli penyakit dalam konsultan pengobatan paliatif di Indonesia, dan 4 dari 15 ahli tersebut berasal dari RSCM.