Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN Peduli dengan memanfaatkan limbah Fly Ash & Bottom Ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap untuk berbagai kebutuhan pembangunan di wilayah desa.
FABA yang sebelumnya dianggap limbah kini diubah menjadi bahan baku yang bernilai tinggi. Hingga tahun 2024, pemanfaatan FABA telah mendukung pembangunan fasilitas di tiga sekolah informal, membantu pengembangan enam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta membangun infrastruktur jalan desa.
Di bidang pendidikan, FABA digunakan untuk membangun ruang kelas dan fasilitas penunjang pembelajaran. Fasilitas baru ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih layak dan nyaman bagi anak-anak di wilayah tersebut, sehingga mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
Tidak hanya itu, sektor ekonomi juga mendapat manfaat langsung. FABA digunakan sebagai bahan baku oleh UMKM lokal untuk memproduksi paving block, batako, dan bahan bangunan lainnya. Produk ini tidak hanya mendukung pembangunan infrastruktur, tetapi juga meningkatkan daya saing UMKM setempat di pasar lokal.
Di sisi lain, pemanfaatan FABA untuk pembangunan jalan desa telah memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
Jalan desa yang lebih baik membuka peluang bagi warga untuk lebih mudah beraktivitas, mengakses fasilitas umum, serta memasarkan hasil pertanian dan produk UMKM mereka.
Program ini juga menciptakan lapangan kerja bagi 102 tenaga kerja lokal, yang sebagian besar berasal dari wilayah ring 1 pembangkit listrik. Dengan terserapnya tenaga kerja lokal, program ini turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar serta mengurangi angka pengangguran.
Baca juga: Jelang Nataru, PLN UIW NTB Terangi 3.497 Rumah Tangga Lewat Program BPBL
General Manager PLN NTB, Sudjarwo, mengapresiasi keberhasilan program ini dan terus berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan FABA sebagai bagian dari dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan.
"Program tersebut membuktikan bahwa limbah dapat diolah menjadi sumber daya yang bernilai, memberikan manfaat nyata bagi pendidikan, ekonomi lokal, dan infrastruktur desa," katanya.
Baca juga: Pengecasan kendaraan listrik di SPKLU naik lima kali lipat
Ke depan, PLN UIW NTB akan terus memperluas pemanfaatan FABA dan berkolaborasi dengan pemerintah desa, komunitas lokal, serta pelaku UMKM. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lebih banyak inovasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, sekaligus membuktikan bahwa keberlanjutan bukan sekadar slogan, tetapi aksi nyata.