Karanganyar (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memantau ruang siber dan melakukan sterilisasi rumah-rumah ibadah menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 untuk mencegah terjadinya terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol. Eddy Hartono berharap berbagai pencegahan tersebut agar perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bisa berjalan dengan baik dan aman.
"Semua langkah pencegahan ini sudah berjalan supaya jauh-jauh hari bisa dilakukan antisipasi," kata Komjen Pol. Eddy saat ditemui usai acara Dialog Kebangsaan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu.
Di ruang siber, kata dia, BNPT memantau penyebaran berbagai paham radikal terorisme secara terus-menerus, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Apabila ditemukan konten atau narasi yang menyerukan haram demokrasi hingga anti-NKRI, Komjen Pol. Eddy mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemutusan akses supaya penyebarannya bisa direduksi.
"Kalau bahasa kerennya takedown, ini kami koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi)," ucap dia.
Di permukaan, dia menuturkan bahwa sterilisasi berbagai rumah ibadah yang berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, aparat keamanan, Polri, dan TNI. Kegiatan itu, sambung dia, memang sudah rutin setiap tahun oleh aparat keamanan.
Selain itu, Komjen Pol. Eddy mengungkapkan bahwa BNPT juga terus menelusuri potensi adanya berbagai kelompok jaringan terorisme bersama dengan aparat intelijen yang lainnya.
"Dengan demikian, insyaallah semua pelaksanaan Natal dan Tahun Baru dalam keadaan aman dan damai," tutur mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tersebut.
Baca juga: BNPT mengikuti presentasi uji publik monev keterbukaan informasi
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebutkan sebanyak 141.443 personel akan disiagakan untuk menjaga perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Dalam siaran pers resmi yang disiarkan di Jakarta, Sabtu (23/11), dijelaskan bahwa pengerahan pasukan itu dilakukan untuk menjaga lonjakan aktivitas yang akan terjadi saat momentum Nataru.
Baca juga: BNPT sebut capaian RAN PE cegah ekstremisme
"Apakah itu kegiatan wisata, apakah itu kegiatan mudik, baik antarprovinsi atau di dalam provinsi kepergian," kata Listyo.
Kapolri menjelaskan bahwa 141.443 personel itu merupakan gabungan antara TNI dan Polri. Mereka akan ditempatkan di 2.794 posko operasi lilin yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tidak hanya melakukan penjagaan di posko, Jenderal Pol. Listyo memastikan personelnya juga akan berpatroli ke beberapa titik keramaian untuk mengantisipasi adanya tindak kriminal.