& Muna`ah/Khansa/Nadia (Magang)
Mataram, 15/1 (ANTARA News) - Wisatawan baik lokal maupun mancanegara, banyak yang?meminati kerajinan tangan bambu dari Dusun Dasan Bara, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Pedagang kerajinan bambu Lombok, Bai`ah, di Gunung Sari, Selasa, mengatakan pembeli dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Sedangkan dari dalam negeri, Dompu, Sumbawa, dan Jakarta.?
Kerajinan bambu itu berupa tirai, pagar, bilik, piring dan dudukan lampu.
Sementara itu, Saiful, pedagang kerajinan bambu Lombok di Gunung Sari, menyebutkan wisatawan banyak yang meminati cup lampu dan piring terbuat dari bambu.
"Tas rotan dan bakul, sampai ayunan bayi juga banyak dibeli oleh para wisatawan," katanya.
Bahkan, kata dia, dirinya juga sering mengirimkan produk kerajian tangan itu ke Sumbawa dan Bima.
Ia menyebutkan usahanya itu tidak terlalu terdampak gempa justru sebaliknya bisa menangguk keuntungan. Karena banyak relawan yang hendak pulang ke tempat tinggalnya, membawa oleh-oleh kerajinan bambu itu.
Usaha berjualan kerajinan bambu tersebut, tampaknya menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian warga Gunung Sari, sehingga tidak heran mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
Sudah berjualan kerajinan bambu sejak tahun 1988, saya bisa menyekolahkan anak-anak dari SD hingga ke perguruan tinggi, kata pengusaha kerajinan bambu.
Mataram, 15/1 (ANTARA News) - Wisatawan baik lokal maupun mancanegara, banyak yang?meminati kerajinan tangan bambu dari Dusun Dasan Bara, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Pedagang kerajinan bambu Lombok, Bai`ah, di Gunung Sari, Selasa, mengatakan pembeli dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Sedangkan dari dalam negeri, Dompu, Sumbawa, dan Jakarta.?
Kerajinan bambu itu berupa tirai, pagar, bilik, piring dan dudukan lampu.
Sementara itu, Saiful, pedagang kerajinan bambu Lombok di Gunung Sari, menyebutkan wisatawan banyak yang meminati cup lampu dan piring terbuat dari bambu.
"Tas rotan dan bakul, sampai ayunan bayi juga banyak dibeli oleh para wisatawan," katanya.
Bahkan, kata dia, dirinya juga sering mengirimkan produk kerajian tangan itu ke Sumbawa dan Bima.
Ia menyebutkan usahanya itu tidak terlalu terdampak gempa justru sebaliknya bisa menangguk keuntungan. Karena banyak relawan yang hendak pulang ke tempat tinggalnya, membawa oleh-oleh kerajinan bambu itu.
Usaha berjualan kerajinan bambu tersebut, tampaknya menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian warga Gunung Sari, sehingga tidak heran mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
Sudah berjualan kerajinan bambu sejak tahun 1988, saya bisa menyekolahkan anak-anak dari SD hingga ke perguruan tinggi, kata pengusaha kerajinan bambu.