Jakarta (ANTARA) - Rumah pribadi sekaligus rumah kepresidenan BJ Habibie dan Hasri Ainun Habibie telah ditransformasi menjadi Wisma Habibie Ainun yang bisa di kunjungi masyarakat secara eksklusif.
Rumah yang berada di Jalan Patra Kuningan XIII No. 3, 5, dan 7 itu menawarkan ruangan-ruangan penuh sejarah dari Presiden Ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie dan bukti cinta abadi dengan sang istri Hasri Ainun.
Ruangan pertama yang dapat dikunjungi melalui tur sejarah ini adalah Ruang Pendopo. Ruangan ini adalah tempat diadakannya makan malam dan hiburan musik jazz keroncong untuk menjamu tamu.
Nuansa Jawa dan gebyok sangat kental di ruangan ini, yang merupakan pilihan desain dari Ainun Habibie yang mencintai ornamen Jawa, kayu, dan kaca.
Ruangan ini tadinya merupakan lapangan tenis keluarga, namun ada kejadian yang tidak dijelaskan secara rinci hingga akhirnya dijadikan ruang pendopo seperti sekarang sejak tahun 1992.
Ruangan pendopo ini juga menjadi saksi sejarah di mana Habibie bersama Ginanjar Kartasasmita merumuskan persiapan alih kekuasaan sehari sebelum Habibie dilantik menjadi presiden ketiga RI. Ruangan ini juga menjadi saksi lahirnya benih-benih demokrasi di Indonesia salah satunya undang-undang kebebasan pers dan pertemuan kabinet terakhir Orde Baru berlangsung.
Di ruangan ini juga terdapat lemari yang berisi penghargaan lencana tanda jasa yang diterima Habibie dan Ainun sepanjang hidupnya, seperti Bintang Republik Indonesia Adipurna.
Ruangan selanjutnya adalah tempat Habibie dan Ainun disemayamkan sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ruangan ini tidak boleh dimasuki dan beri pembatas agar mempertahankan suasana keaslian dan nilai sejarahnya.
Ruangan dengan sofa dan banyak foto-foto kemesraan Habibie dan Ainun ini dibangun pada tahun 1978. Dari ruangan ini, Habibie ingin memperlihatkan bahwa ada 3 cinta di dunia yaitu cinta terhadap ilahi, sesama manusia dan karya manusia. Beliau juga menggambarkan bahwa cinta dua orang manusia bisa hampir sama dengan rasa cinta kepada Ilahi.
Di sini pengunjung yang mengikuti tur juga akan dipersilakan untuk mengambil foto dan merasakan “kehadiran” Habibie dengan mencium parfum yang merupakan ciri khas dia semasa hidup melalui selembar kain. Puteri Habibie yang merupakan cucu Habibie mengatakan, Habibie sangat menyukai parfum dan ketika mengenakan parfum menyemprotkannya ke badan dan ke udara serta di pipi.
Di dekat ruang persemayaman, ada ruangan foyer 3 yang terdiri dari meja panjang serta sofa besar, tempat Habibie menerima tamu undangan, rapat kabinet tidak resmi saat dia menjadi menteri dan presiden, serta menerima kunjungan ribuan orang saat Open House di waktu lebaran.
Di sini terlihat keramahan dan keterbukaan Habibie dan Ainun yang menerima semua lapisan masyarakat tidak hanya kalangan pejabat atau presiden namun masyarakat biasa yang ingin bersalaman dengannya.
Ruangan ini juga dipenuhi dengan lukisan-lukisan karya wanita seniman Indonesia Maria Tjui yang merupakan favorit Ainun Habibie, dengan karyanya yang ekspresionis.
Selain ruangan pendopo, pengunjung akan digiring untuk mengunjungi ruang Bhineka Tunggal Ika. Di sana ada panel-panel budaya yang merupakan simbolis lima pulau besar di Indonesia, yakni Galungan (Jawa), Kapal Pinisi (Sulawesi), Rumah Gadang (Sumatera), Batang Garing (Kalimantan) dan Ukiran Suku Asmat (Papua).
Di lantai tepat di pintu masuk, terdapat ornamen peta Indonesia dan kekayaan alam flora dan fauna laut serta di atap ada ornamen yang menggambarkan kekayaan flora dan fauna Indonesia darat dan udara.
Keluar dari area Bhineka Tunggal Ika yang mencerminkan budaya, area selasar menuju perpustakaan juga terdapat panel keagamaan yang meliputi Hindu-Budha, Islam dengan gambar Masjid Baiturrahman, panel yang menceritakan pedagang Tiongkok, serta Kristen dengan gambar Katedral dan Gereja Blenduk. Visual ini memperlihatkan keberagaman agama yang hidup berdampingan dengan harmonis.
Untuk menuju perpustakaan, terdapat dua kolam ikan besar yang di tengahnya ada jalan, yang merepresentasikan kisah Nabi Musa yang membelah laut merah. Jembatan ini juga disebut Jembatan Pencerahan yang diartikan pentingnya menghubungkan iman dan taqwa dari panel budaya dan agama dengan iptek dari perpustakaan yang ada di depannya.
Di dalam perpustakaan Wisma Habibie Ainun terdapat sekitar 5.000 koleksi buku. Meskipun Habibie terkenal dengan pemikirannya mengenai teknologi dan dikenal sebagai teknokrat ulung, namun ia juga menaruh perhatian besar pada budaya. Putri mengatakan semua buku yang ada di perpustakaan ini merupakan buku budaya dan tidak ada buku tentang teknologi atau teknik.
Baca juga: Kemenkes perkuat layanan kesehatan RSUD Ainun Habibie
Perpustakaan ini diresmikan 11 Agustus 2009. Di sini juga terdapat miniatur pesawat yang dibuat Habibie yaitu N250 dan CN235, serta lukisan potret Habibie-Ainun yang merupakan karya dari seniman Basuki Abdullah.
Tur terakhir adalah mengunjungi Taman Intelektual yang merupakan taman terbuka. Terdapat patung yang melambangkan nilai intelektualitas seperti The Thinker karya Rodin dan The Thinker versi abstrak cyladic, patung Ganesha simbol kecerdasan, dan patung Bodhisattva. Di sini juga tempat Habibie di masa tuanya sering berjalan kaki mengitari taman tersebut sambil berfikir. Di sini juga banyak tanaman yang juga merupakan kegemaran ibu Ainun yang menyukai bunga-bunga dan rindangnya pohon.
Baca juga: Mengejar kemajuan negara maju melalui konsep Habibienomic
Wisma Habibie Ainun dibuka untuk publik dengan kuota terbatas karena alasan mempertahankan nilai sejarah dan banyak benda-benda lampau dan otentik yang sangat dijaga oleh keluarga. Seluruh area wisma juga bisa disewakan untuk keperluan acara seperti pernikahan, lamaran, atau pameran kebudayaan.