Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Kabupaten Dompu untuk mencermati kenaikan indeks perkembangan harga atau IPH yang menduduki posisi keenam secara nasional.
"IPH tertinggi adalah Dompu, itu dipengaruhi cabai dan pisang," kata Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti di Mataram, NTB, Selasa.
Pada pekan ketiga Februari 2025, ada delapan provinsi yang mengalami kenaikan IPH dan 30 provinsi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas penyumbang terbesar kenaikan IPH didominasi oleh cabai merah, cabai rawit, dan beras.
Adapun Kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, masuk ke dalam peringkat 6 dari 10 IPH tertinggi. IPH Dompu tercatat sebesar 1,58 persen yang dipicu oleh komoditas pisang, cabai merah, dan cabai rawit.
Harga ketiga komoditas itu melambung karena Dompu masih bergantung kepada Pulau Lombok untuk menyuplai kebutuhan pangan.
Nelly menuturkan beberapa daerah yang bukan penghasil komoditas cabai, tapi harga cabai bisa murah. Sedangkan harga cabai di Nusa Tenggara Barat yang merupakan daerah produsen capai menyentuh Rp65 ribu per kilogram.
"Kita terkena hukum pasar karena di luar berani dibayar mahal, akhirnya petani menjual di kita (konsumen lokal) agak mahal," ujarnya.
Pemerintah daerah kini sedang berupaya menstabilkan harga cabai mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan, salah satu caranya adalah menggelar operasi pasar murah ke setiap desa.