Jakarta (ANTARA) - Maret 2021 adalah waktu bersejarah bagi Indonesian Basketball League (IBL) karena menjadi momentum kebangkitan kembali usai setahun mati suri akibat pandemi COVID-19, kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, di Jakarta, Rabu.

 

Pertandingan antara Indonesia Patriots melawan NSH Mountain Gold Timika, di Robinson Cisarua Resorts, Jawa Barat, pada 10 Maret 2021, akan selalu dikenang sebagai hari bersejarah untuk bola basket Indonesia, karena menjadi laga pembuka gelaran IBL pada tahun tersebut.

"Saat itu sangat bersejarah bagi kami," kata Junas.

Saat itu kompetisi bola basket elite di Indonesia itu resmi dihentikan pada 13 Maret 2020.

IBL dan bahkan semua kompetisi olahraga di Indonesia dipaksa berhenti akibat aturan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Pada masa itu, IBL tidak mendapatkan izin dari pihak yang berwenang.

Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya liga boleh diselenggarakan setahun kemudian pada  2021, dengan syarat menggunakan sistem gelembung (bubble) dan di bawah protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang ketat.

Berdasarkan data IBL, 12 tim kontestan liga musim 2021 bersedia masuk karantina di Robinson Cisarua Resort.

Dokumentasi para pemain dari sejumlah klub peserta IBL 2021, menerapkan protokol kesehatan COVID-19, di Robinson Cisarua Resorts, Jawa Barat, pada 10 Maret 2021. ANTARA/HO-IBL

Di tempat itu, mereka menjalani pertandingan untuk musim reguler dengan waktu kurang lebih selama satu bulan, mulai 10 Maret hingga 10 April 2021. Semua orang yang terlibat, mulai pemain, pelatih, sampai ofisial, berkorban meninggalkan keluarga  guna menjalani kompetisi di tengah ketidakpastian situasi pandemi saat itu.

Untuk tetap mendukung pemerintah dalam upaya penanggulangan penyebaran COVID-19, IBL mengusung semangat dengan tema Saling Jaga kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam kompetisi, agar tidak ada kasus penularan virus tersebut di dalam bubble.

Baca juga: IBL jatuhkan sanksi klub dan penonton insiden Hangtuah vs Rans

Mental semua yang terlibat, khususnya pemain sangat diuji pada masa itu. Hal itu karena intensitas latihan dan pertandingan yang padat, sangat menguras fisik pemain. Meski begitu, sesuatu yang menggembirakan tetap menghiasi kompetisi. Momentum kebersamaan dan keakraban, justru terjadi antara para atlet.

Baca juga: Nate Grimes menggantikan peran Devondrick Walker di Borneo Hornbills

Mereka tidak membedakan lawan dan kawan, setelah pertandingan semua berbaur dengan semangat untuk membangkitkan kembali bola basket Indonesia. Kini setelah empat tahun berlalu, IBL telah berkembang pesat menjadi kompetisi dengan level permainan tinggi.

Mimpi manajemen IBL untuk menyelenggarakan sistem pertandingan kandang-tandang telah berhasil diwujudkan sejak musim 2024 hingga saat ini.


Pewarta : Donny Aditra
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025