Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengendalikan harga pangan menjelang Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah, melalui gerakan pangan murah (GPM) sehingga tetap terjangkau oleh masyarakat.

“Hari ini saya berterima kasih kepada Kadin dan Pak Wali Kota (Bekasi) juga luar biasa karena di sini bisa menggabungkan antara hulu sampai dengan hilir," kata Kepala Bapanas Arief Pradetyo Adi seusai meninjau kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kantor Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu.

Arief menegaskan bahwa ekosistem pangan yang tengah dibangun saat ini adalah memastikan adanya keselarasan antara hulu dan hilir.

Pada bagian hulu, misalnya gabah di tingkat petani dengan harga yang baik mencapai Rp6.500 per kilogram. Lalu, ketika pada tingkat konsumen, masyarakat juga harus mendapatkan komoditas pangan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

"Ini sesuai dengan arahan Pak Presiden Prabowo yang mengarahkan agar harga di tingkat petani dan peternak itu baik dan harga di tingkat konsumen juga baik. Jadi dua duanya ini dapat,” ucap Arief.

Dia mengapresiasi Kadin yang turut ambil bagian dalam kegiatan GPM. Sejumlah pangan yang dijual dalam GPM tersebut di antaranya beras, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai rawit dan komoditas lainnya. Arief menyebut saat ini GPM telah digelar di 2.500 titik di seluruh Indonesia.

“Saat ini inflasi Indonesia terjaga dan terendah, tugas Badan Pangan Nasional adalah menyelaraskan dan mensinergikan seluruh kementerian/lembaga di bidang pangan, private sector dan BUMN,” ujar Arief.

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengapresiasi terhadap kerja sama antara pihaknya dengan Bapanas dan juga pemerintah daerah untuk program ketahanan pangan yang salah satunya dalam bentuk gerakan pangan murah.

“Pada penghujung Ramadhan ini saya bersama Kepala Badan Pangan Nasional, Wali Kota Bekasi (Tri Adhianto Tjahyono) hadir di sini sebagai salah satu dari operasi pasar pangan murah, kami di sini luar biasa semangatnya kerja sama antara pengusaha dan pemerintah baik pusat maupun daerah,” tutur Anindya.

Ia menyebut GPM dimaksudkan untuk menstabilkan harga pangan yang sangat dibutuhkan pada akhir bulan Ramadhan yang nantinya mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan partisipasi UMKM.

“Kita berharap Kadin yang membawahi semua UMKM dapat melakukan lebih banyak lagi, sekarang 70 persen program Kadin pada ketahanan pangan. Berharap ke depan menjadi lapangan kerja untuk petani peternak milenial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Ia menegaskan pihaknya terus berpartisipasi untuk memastikan perekonomian bisa tumbuh mencapai delapan persen, memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Sementara itu Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono meyakini jika inflasi dapat dijaga maka harga pangan yang terjangkau dapat dinikmati masyarakat, sehingga ada uang lebih yang dapat dimanfaatkan.

“Salah satu tugas kepala daerah yang diberikan oleh Presiden tentunya menjamin ketersediaan bahan pangan selama masa lebaran ini dan ini adalah salah satu cara dukungan yang diberikan oleh Kadin dan Badan Pangan Nasional pada warga masyarakat,” kata Tri.

Ia pun berpesan kepada warga Kota Bekasi agar tetap tenang dan tidak perlu berbondong-bondong mengumpulkan makanan karena ketersediaan yang cukup dan harganya pun stabil.


 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025