Mataram (Antaranews NTB) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp90 juta untuk program pembangunan jamban keluarga seiring masih adanya warga yang suka buang air besar sembarangan (BABS).
Kepala Dinkes Mataram, dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa menyatakan dalam pemberian bantuan pembangunan jamban keluarga, Dinkes tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, melainkan berupa bahan bangunan diberikan sesuai dengan kebutuhan.
"Dalam pembangunan jamban keluarga kita sifatnya pasif, artinya menunggu inisiatif masyarakat untuk membangun. Kalau kita yang bangun, seringnya tidak dimanfaatkan dan pemeliharaan tidak dilakukan," jelasnya.
Selain itu, salah satu solusi untuk menjadikan Kota Mataram sebagai daerah dengan penduduk BASNO perlu adanya program pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (Ipal) komunal.
"Tujuannya, guna membantu masyarakat yang tidak memiliki lahan membuat Ipal sekaligus mensinkronkan program jamban keluarga, sebab selama ini ada warga yang mau membangun jamban tapi tidak memiliki lahan untuk Ipal," kata Usman.
Kepala Dinkes Mataram, dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa menyatakan dalam pemberian bantuan pembangunan jamban keluarga, Dinkes tidak memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai, melainkan berupa bahan bangunan diberikan sesuai dengan kebutuhan.
"Dalam pembangunan jamban keluarga kita sifatnya pasif, artinya menunggu inisiatif masyarakat untuk membangun. Kalau kita yang bangun, seringnya tidak dimanfaatkan dan pemeliharaan tidak dilakukan," jelasnya.
Selain itu, salah satu solusi untuk menjadikan Kota Mataram sebagai daerah dengan penduduk BASNO perlu adanya program pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (Ipal) komunal.
"Tujuannya, guna membantu masyarakat yang tidak memiliki lahan membuat Ipal sekaligus mensinkronkan program jamban keluarga, sebab selama ini ada warga yang mau membangun jamban tapi tidak memiliki lahan untuk Ipal," kata Usman.