Mataram (ANTARA) - Beberapa hari terakhir setelah Idul Adha 1446 Hijriah pada 6 Juni 2025, beredar isu kelangkaan Liquid Petroleum Gas di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dan sekitarnya yang menyebabkan masyarakat kesulitan memperoleh elpiji atau LPG bersubsidi tiga kilogram. 

Menanggapi kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area NTB untuk klaster Kota Mataram telah melakukan pengecekan lapangan termasuk agen dan pangkalan setempat. 

Stok di pangkalan untuk Kota Mataram dan sekitarnya masih aman namun pada umumnya sampai hari ini serapan masih tinggi, barang lebih cepat habis di pangkalan dibanding kondisi biasanya. 

"Sepekan setelah perayaan Idul Adha, permintaan LPG masih tinggi di Kota Mataram dan sekitarnya. Pertamina sudah melakukan pengecekan dan dari hasil penelusuran, ditemukan lonjakan konsumsi LPG 3 kg di Kota Mataram dan sekitarnya ditengarai tingginya penggunaan LPG 3 kg saat momen Idul Adha pekan lalu yang bersamaan dengan libur panjang sehingga banyaknya wisatawan yang beraktifitas di Lombok. Sejak pekan lalu hingga pekan ini  juga sedang banyak hajatan  (pernikahan), kondisi ini kemudian menyebabkan masyarakat panic buying sehingga menimbulkan isu kelangkaan LPG 3 kg," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi. 

Baca juga: Pertamina pastikan pasokan energi NTB aman dan tercukupi jelang Idul Adha

Ia menambahkan, pada momen Idul Adha pekan lalu, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area NTB telah melaksanakan penyaluran fakultatif sebagai antisipasi permintaan yang tinggi untuk LPG 3 kg.

Penyaluran fakultatif yang diberikan hingga 98 persen dari rata-rata penyaluran harian, dengan total lebih dari 20 ribu tabung. Penyaluran fakultatif sebagai tambahan penyaluran pada hari-hari tertentu salah satunya Idul Adha ini telah dilaksanakan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, jumlah yang diberikan juga sesuai dengan estimasi kebutuhan. 

Baca juga: Pertamina EP mengoptimalkan produksi migas melalui inovasi DOBBER

Menurut Ahad, kondisi pembelian LPG 3 kg dengan rangkaian perayaan hingga saat ini terjadi dalam jumlah cukup banyak diatas kebutuhan normal rumah tangga, sementara pembelian oleh pengecer dibatasi oleh pangkalan sesuai aturan yakni 10 persen dari alokasi pangkalan. 

Di sisi lain pangkalan lebih mendahulukan pembelian ke konsumen langsung dibandingkan kepada pengecer. Atas kondisi ini, kami telah menambahkan alternatif dengan rencana penyaluran ekstra dropping. 

"Agar situasi tetap kondusif, kami himbau kepada masyarakat untuk dapat melakukan pembelian sesuai peruntukan karena nyatanya masih banyak terdapat penggunaan LPG 3 kg yang tidak tepat sasaran di konsumen pengguna seperti "Horeka" dan peternakan. Koordinasi lintas sektor sangat dibutuhkan sebagai upaya penyaluran LPG bersubsidi 3 kg agar tepat sasaran," ucap Ahad. 

Baca juga: Dukungan Tim Lamborghini di GT3 World Challenge Asia 2025 di Mandalika
Baca juga: PIS gelar TJSL di Ampenan NTB mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir


Pewarta : Awaludin
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025