Mataram (ANTARA) - PT Bank Perekonomian Rakyat Syariah PNM Patuh Beramal Amali atau Bank Amali menyiapkan pembiayaan khusus bagi calon peserta magang kerja atau pekerja migran Indonesia (CPMI) ke Jepang sebagai upaya mendukung pemberangkatan tenaga kerja terampil dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara Bank Amali dengan dua lembaga pelatihan kerja (LPK) lokal, yakni Bali Thosa Lombok Ochi dan Doroyoku Lombok, yang keduanya berlokasi di Kota Mataram.

Direktur Utama Bank Amali, Yanuar Alfan, mengatakan program ini terinspirasi dari daerah lain seperti Yogyakarta dan Lampung yang telah berhasil mengembangkan skema pembiayaan bagi pekerja migran Indonesia (PMI).

"Lombok memiliki potensi besar dengan banyak LPK aktif. Hanya saja, belum ada pembiayaan yang terstruktur," katanya.

Skema pembiayaan hanya diberikan setelah peserta menyelesaikan pelatihan dan memperoleh visa kerja dari Jepang. Bank Amali menawarkan plafon pembiayaan sebesar Rp15 juta hingga Rp45 juta dengan tenor pengembalian satu tahun, disesuaikan dengan durasi kontrak kerja di Jepang.

"Kami ingin menghindari risiko pembiayaan bermasalah jika peserta batal berangkat," jelas Yanuar.

Untuk memperkuat mitigasi risiko, Bank Amali berencana menggandeng lembaga penjamin seperti Jamkrida. Langkah ini dianggap krusial mengingat pengalaman sebelumnya di mana banyak pembiayaan PMI mengalami kendala akibat ketiadaan sistem penjaminan.

Baca juga: OJK apresiasi kinerja BPR di NTB, dorong fokus ke UMKM

Hingga pertengahan Juli 2025, dua peserta telah mengajukan pembiayaan dan dijadwalkan berangkat ke Jepang pada Oktober mendatang. Program ini masih dalam tahap uji coba dan akan dievaluasi, termasuk dari sisi akad syariah yang digunakan, dengan opsi ijarah (sewa jasa).

Bank Amali menargetkan perluasan kerja sama dengan lebih banyak LPK di wilayah NTB jika program ini terbukti efektif. Sosialisasi juga akan diperluas untuk meningkatkan literasi keuangan bagi calon PMI.

Baca juga: Allo Bank menggandeng ADVANCE.AI antisipasi serangan deepfake

"Kami ingin program ini menjadi alternatif yang aman, dibanding pembiayaan informal yang sering merugikan pekerja," ujar Yanuar.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Rudi Sulistyo, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebut program pembiayaan calon PMI dapat memperkuat perekonomian daerah.

"Program seperti ini baik, asalkan dikelola secara profesional. Kami juga mengimbau PMI agar bijak mengelola keuangannya," katanya.

Namun demikian, Rudi menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian dalam proses pembiayaan agar perbankan tetap menjaga kualitas kredit dan keberlanjutan usaha.


Pewarta : Awaludin
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025