Mataram (ANTARA) - Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) memberikan apresiasi terhadap layanan "Public Safety Center (PSC) 119 Mataram Emergency Medical Service" Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memberikan pelayanan kesehatan di daerah ini.
"Fasilitas dan sumber daya manusia yang dimiliki di rumah sakit ini luar biasa, dan saya sampai kaget melihat pemutaran video tentang kerja dan apa yang telah dikerjakan tim PSC 199 Mataram," katanya di Mataram, Rabu.
Menteri Kesehatan menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan sebelum meresmikan gedung kantor PSC 119 Mataram Emergency Medical Service (MEMS) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang dihadiri juga Wakil Gubernur NTB Hj Siti Rohmi Djalilah, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana beserta jajarannya.
Dia menyebutkan, keberadaan PSC di Indonesia berkembang pesat dimana saat dicanangkan jumlah PSC se-Indonesia hanya 27, dan sekarang jumlahnya sudah mencapai 188.
Akan tetapi, lanjutnya keberadaan PSC di Mataram ini tidak seperti PCS di daerah lain, dimana PSC biasanya merupakan penanganan pasien sebelum masuk rumah sakit akibat kecelakaan baik di jalan maupun di rumah dan bekerjasama dengan pemadam kebakaran serta kepolisian.
"Hal itu bertujuan untuk mengurangi dampak kepada penderita yang mengalami kecelakaan, atau meminimalkan dampak kecelakaan dengan bantuan sedini mungkin," ujarnya.
Akan tetapi, pelayanan PSC di RSUD Mataram sangat lengkap, selain melaksanakan tugas inti tersebut juga memberikan pelayanan "home care". "Dari dulu saya bermimpi ada pelayanan seperti ini karena masa depan saya akan tertolong dengan pelayanan 119 'home care'," jelasnya.
Menurutnya, pelayanan "home care" terutama bagi lanjut usia (lansia) sangat dibutuhkan karena banyak para lansia yang tidak mampu datang ke rumah sakit. Tetapi melalui pelayanan datang ke rumah maka persoalan kesehatan mereka bisa tertangani 119.
"Ini tambahan pelayanan 119 yang saya lihat di daerah ini, termasuk dengan program pelayanan antar obat sangat membantu para lansia atau masyarakat yang tidak mampu secara fisik," katanya.
Selain itu, memberikan pelayana wisata sampai ke hotel-hotel karena NTB menjadi provinsi dengan beberapa wisata unggulan sehingga hal ini memang perlu dipikirkan mengingat para wisatawan juga tidak lepas dari ancaman kecelakaan maupun serangan penyakit.
Menteri Kesetahan juga mengaku terkaget dengan adanya pelayanan menggunakan transportasi udara bagi pasien yang mengalami kondisi gawat darurat dan harus segera ditangani atau dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.
Sepertinya, sebutnya NTB menjadi daerah kaya karena mampu bekerja sama dengan pihak swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat.
"Ini ide hebat sekali pak wali, dan ide bekerjasama dengan swasta sangat efektif karena kalau beli pesawat biaya pemeliharaanya besar," katanya.
Namun disisi lain, ia menyarakan kepada Pemerintah Kota Mataram agar dapat mengganti istilah PSC dengan bahasa yang dapat cepat dikenal masyarakat termasuk istilah MEMS.
"Saya berharap istilah public safety center (PSC) bisa diganti dengan yang lebih mudah dipahami masyarakat yang memiliki makna sama yakni pusat kesehatan publik," tambahnya.
Kegiatan peresmian gedung kantor PSC 119 MEMS ditandai dengan pemotongan pita Ibu Menteri Kesehatan dilanjutkan dengan peninjauan kantor serta peninjauan gedung RSUD Kota Mataram bersama wali kota, wakil wali kota serta jajarannya.
"Fasilitas dan sumber daya manusia yang dimiliki di rumah sakit ini luar biasa, dan saya sampai kaget melihat pemutaran video tentang kerja dan apa yang telah dikerjakan tim PSC 199 Mataram," katanya di Mataram, Rabu.
Menteri Kesehatan menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan sebelum meresmikan gedung kantor PSC 119 Mataram Emergency Medical Service (MEMS) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang dihadiri juga Wakil Gubernur NTB Hj Siti Rohmi Djalilah, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana beserta jajarannya.
Dia menyebutkan, keberadaan PSC di Indonesia berkembang pesat dimana saat dicanangkan jumlah PSC se-Indonesia hanya 27, dan sekarang jumlahnya sudah mencapai 188.
Akan tetapi, lanjutnya keberadaan PSC di Mataram ini tidak seperti PCS di daerah lain, dimana PSC biasanya merupakan penanganan pasien sebelum masuk rumah sakit akibat kecelakaan baik di jalan maupun di rumah dan bekerjasama dengan pemadam kebakaran serta kepolisian.
"Hal itu bertujuan untuk mengurangi dampak kepada penderita yang mengalami kecelakaan, atau meminimalkan dampak kecelakaan dengan bantuan sedini mungkin," ujarnya.
Akan tetapi, pelayanan PSC di RSUD Mataram sangat lengkap, selain melaksanakan tugas inti tersebut juga memberikan pelayanan "home care". "Dari dulu saya bermimpi ada pelayanan seperti ini karena masa depan saya akan tertolong dengan pelayanan 119 'home care'," jelasnya.
Menurutnya, pelayanan "home care" terutama bagi lanjut usia (lansia) sangat dibutuhkan karena banyak para lansia yang tidak mampu datang ke rumah sakit. Tetapi melalui pelayanan datang ke rumah maka persoalan kesehatan mereka bisa tertangani 119.
"Ini tambahan pelayanan 119 yang saya lihat di daerah ini, termasuk dengan program pelayanan antar obat sangat membantu para lansia atau masyarakat yang tidak mampu secara fisik," katanya.
Selain itu, memberikan pelayana wisata sampai ke hotel-hotel karena NTB menjadi provinsi dengan beberapa wisata unggulan sehingga hal ini memang perlu dipikirkan mengingat para wisatawan juga tidak lepas dari ancaman kecelakaan maupun serangan penyakit.
Menteri Kesetahan juga mengaku terkaget dengan adanya pelayanan menggunakan transportasi udara bagi pasien yang mengalami kondisi gawat darurat dan harus segera ditangani atau dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.
Sepertinya, sebutnya NTB menjadi daerah kaya karena mampu bekerja sama dengan pihak swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat.
"Ini ide hebat sekali pak wali, dan ide bekerjasama dengan swasta sangat efektif karena kalau beli pesawat biaya pemeliharaanya besar," katanya.
Namun disisi lain, ia menyarakan kepada Pemerintah Kota Mataram agar dapat mengganti istilah PSC dengan bahasa yang dapat cepat dikenal masyarakat termasuk istilah MEMS.
"Saya berharap istilah public safety center (PSC) bisa diganti dengan yang lebih mudah dipahami masyarakat yang memiliki makna sama yakni pusat kesehatan publik," tambahnya.
Kegiatan peresmian gedung kantor PSC 119 MEMS ditandai dengan pemotongan pita Ibu Menteri Kesehatan dilanjutkan dengan peninjauan kantor serta peninjauan gedung RSUD Kota Mataram bersama wali kota, wakil wali kota serta jajarannya.