Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan volume tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sampah (TPS) Sandubaya, Kawasan Sweta, saat ini sudah mencapai 1.000 ton lebih.
Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis, mengatakan volume sampah yang kini berada di TPS Sandubaya itu merupakan jumlah akumulasi selama tujuh hari penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.
"Jika kondisi ini terus dibiarkan, kami khawatir sampah akan meluber sampai ke luar TPS Sandubaya," katanya.
Baca juga: DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA
Selama TPA Kebon Kongok tutup, lanjutnya, Kota Mataram hanya boleh membuang sampah satu ritase dari biasanya tiga ritase sehingga sampah yang ditampung di TPS Sandubaya lebih banyak dibandingkan ke TPA.
"Ke TPA kami hanya buang 50 dump truck atau satu ritase, sedangkan ke TPS Sandubaya di buang dua ritase atau 100 dump truck," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya sudah mencari solusi bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat untuk menyewa lahan kosong di luar TPA Kebon Kongkok tapi tetap di Lombok Barat.
Lahan yang akan disewa tersebut dijadikan sebagai tempat pembuangan sementara, memiliki luas sekitar 6.000 meter persegi, dan diprediksi bisa untuk menampung pembuangan sampah sekitar 5-6 bulan ke depan.
Baca juga: DLH Mataram mengalihkan mesin olah sampah di TPST Sandubaya ke TPS
Untuk pembayaran sewa akan dibagi tiga yakni Kota Mataram, Lombok Barat, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Namun hingga saat ini besaran pembagian sewa lahan belum ditetapkan karena masih dalam pembahasan.
"Penyewaan lahan menjadi kebutuhan mendesak untuk mengatasi sampah selama kegiatan perluasan TPA Kebon Kongok," katanya.
Terkait dengan itu, Denny, berharap agar masyarakat bisa berpartisipasi membantu pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
Masyarakat bisa mengolah sampah secara mandiri dengan memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau pupuk cair, sedangkan sampah anorganik, seperti sampah plastik, dan sejenisnya bisa dikumpulkan untuk dijual ke pengepul plastik.
"Dengan demikian sampah rumah tangga bisa terkelola di setiap rumah dan yang dibuang ke TPA hanya sampah yang sudah tidak bisa diolah," katanya.
Baca juga: Sampah menumpuk, Mataram-Lombok Barat siap bertemu Gubernur NTB
Baca juga: Pemkot Mataram minta Pemprov NTB bantu cari solusi penanganan sampah
Baca juga: Insinerator RS Ruslan Matataram dimanfaatkan untuk atasi sampah
Baca juga: Pemkot Mataram serahkan 50 unit kendaraan pengangkut sampah