Inflasi Kota Bima tertinggi di NTB pada April 2025

id inflasi april 2025,komoditas penyumbang inflasi,kota bima,kota mataram,kabupaten sumbawa,nusa tenggara barat

Inflasi Kota Bima tertinggi di NTB pada April 2025

Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat Wahyudin. (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulan ke bulan yang terjadi di Kota Bima menduduki posisi tertinggi di Nusa Tenggara Barat dengan angka inflasi sebesar 1,1 persen pada April 2025.

Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan pihaknya menghitung inflasi yang terjadi pada tiga kota, yaitu Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa, dan Kota Bima.

"Ketiga kota yang kami hitung tersebut semuanya mengalami inflasi dan inflasi paling tinggi secara bulan ke bulan adalah Kota Bima," ujarnya di Mataram, Jumat.

Wahyudin menuturkan inflasi bulan ke bulan di Kota Mataram sebesar 0,7 persen, Kabupaten Sumbawa mengalami inflasi sebesar 0,55 persen, dan inflasi Kota Bima mencapai 1,1 persen.

Baca juga: NTB mengalami inflasi 0,69 persen pada April 2025

Komoditas penyumbang inflasi di Kota Bima adalah tarif listrik dengan andil sebesar 0,67 persen, emas perhiasan 0,22 persen, angkutan udara 0,14 persen, ikan bandeng 0,06 persen, dan bawang merah memiliki andil terhadap inflasi sebanyak 0,03 persen.

Kelompok penyumbang deflasi di daerah itu adalah cumi-cumi 0,07 persen, cabai rawit 0,04 persen, daging ayam ras 0,03 persen, cabai merah 0,03 persen, dan ikan layang atau ikan benggol 0,03 persen.

Sedangkan, komoditas penyumbang inflasi di Kota Mataram adalah tarif listrik 0,64 persen, emas perhiasan 0,20 persen, angkutan udara 0,11 persen, bawang merah 0,09 persen, ikan tongkol 0,03 persen.

Baca juga: Tekan inflasi, Pasar murah digelar secara berkala di Kota Bima

Kelompok penyumbang deflasi di Kota Mataram berupa cabai rawit 0,19 persen, daging ayam ras 0,10 persen, cabai merah 0,07 persen, kangkung 0,03 persen, dan udang basah 0,02 persen

Adapun komoditas penyumbang inflasi di Kabupaten Sumbawa adalah tarif listrik 0,54 persen, emas perhiasan 0,19 persen, udang basah 0,14 persen, bawang merah 0,11 persen, dan kontrak rumah sebesar 0,09 persen.

Komoditas penyumbang deflasi di Sumbawa berapa cabai rawit 0,22 persen, ikan teri 0,07 persen, ikan layang atau ikan benggol 0,06 persen, terong 0,06 persen, dan cabai merah 0,06 persen.

"Udang basah sebagai penyumbang inflasi di Sumbawa, tapi di Mataram sebagai penyumbang deflasi. Hal ini perlu dilihat distribusinya oleh Dinas Perdagangan," pungkas Wahyudin.

Baca juga: Pemkot Bima menggelar pasar murah guna tekan inflasi

Di Nusa Tenggara Barat, inflasi secara tahunan tertinggi berada di Kota Mataram dengan angka mencapai 2,07 persen, Kota Bima sebesar 1,96 persen, dan Kabupaten Sumbawa sebanyak 1,39 persen.

Indeks harga konsumen ketiga daerah tersebut adalah Kota Mataram 108,68 poin, Kabupaten Sumbawa 108,97 poin, dan Kota Bima sebesar 108,12 poin.

Baca juga: Pemkot Bima gunakan dana BTT atasi inflasi