Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan dari sekitar 6.370 pohon yang ada di wilayah Kota Mataram puluhan pohon diantaranya terindikasi rawan tumbang.
"Dari sekitar 6.370 pohon, termasuk pohon pelindung di Mataram, satu persen atau sekitar 63 pohon terindikasi rawan tumbang," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa.
Menurutnya, puluhan pohon yang terindikasi rawan tumbang itu tersebar di enam kecamatan se-Kota Mataram dan dipicu beberapa faktor, seperti karena batang keropos dan akar tidak kuat.
Salah satu jenis pohon dengan akar yang tidak kuat adalah pohon waru, sebab waru berakar serabut, tidak punya akar tunggal yang menjadi penguat ke bawah. "Karena itulah, ketika pohon waru tumbang akan terangkat sampai akarnya," kata dia.
Baca juga: 21 pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Kota Mataram
Karena itu, sesuai hasil evaluasi penanganan pohon tumbang yang dilakukan dalam sebulan terakhir ini, kata dia, dari 22 pohon tumbang yang ditangani akibat cuaca ekstrem sebagai besar merupakan pohon jenis waru. Sisanya jenis trembesi, mahoni, dan pohon jowet.
"Sebanyak 22 pohon tumbang yang kami tangani, waru mendominasi bahkan ada juga yang berukuran kecil," katanya.
Terkait dengan itu, DLH Kota Mataram mulai melakukan penataan terhadap pohon pelindung, terutama jenis waru untuk diganti dengan jenis pohon lain seperti pohon Angsana, kupu-kupu, trengguli atau kayu raja, yang sekaligus dapat menambah keindahan kota ketika pohon tersebut mulai berbunga.
Sementara untuk jumlah dan kebutuhan, DLH akan melakukan pendataan dan pemetaan lebih lanjut.
"Semoga dengan penggantian pohon waru, dapat mengurangi potensi pohon tumbang di Kota Mataram saat cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: Pohon pelindung waru di jalanan Mataram diganti jenis lain
Di sisi lain, lanjut Denny, selama cuaca ekstrem ini DLH terus melakukan perantingan pohon pelindung dengan prioritas di jalan-jalan utama seperti Jalan Pejanggik.
Setiap hari petugas DLH menargetkan perantingan empat pohon untuk mengurangi bobot guna antisipasi pohon tumbang saat terjadi angin kencang, salah satunya pohon beringin di depan Kantor Wali Kota Mataram. Pohon beringin tersebut melingkari batang pohon kenari yang sudah mati dan keropos.
"Dikhawatirkan, jika tidak dirantingkan bisa memicu pohon tumbang, sebab bagian dalam batang kenari yang merupakan pohon aslinya sudah sangat lapuk," katanya.
Baca juga: Antisipasi pohon tumbang, Perantingan pohon di Mataram libatkan mitra
Selain itu DLH Kota Mataram mengidentifikasi satu pohon dinilai paling besar yakni di depan Korem Jalan Lingkar Selatan dan sudah dilakukan perantingan.
Namun kegiatan perantingan, diakuinya, belum maksimal karena banyak kendala, seperti manuver kendaraan tidak bisa maksimal, arus lalu lintas terlalu padat, dan terdampak kabel fiber optik.
"Kondisi jalan dan arus lalu lintas di kawasan tersebut menjadi kendala petugas kami dan menggunakan alat berat, dan perlengkapan lainnya," katanya.
Baca juga: Tujuh pohon tumbang di Mataram akibat cuaca ekstrem
Berita Terkait
Volume sampah di Mataram naik 3 ton per hari selama musim hujan
Kamis, 12 Desember 2024 14:15
DLH: STM patuhi prosedur pengelolaan lingkungan di area tambang Dompu
Jumat, 6 Desember 2024 11:56
Volume sampah Mataram naik sampai 2 ton per hari pada musim hujan
Senin, 11 November 2024 17:10
DLH ingatkan warga Mataram tidak buang sampah ke saluran air
Jumat, 8 November 2024 15:04
Kantor ramah lingkungan diterapkan di Lombok Tengah
Selasa, 5 November 2024 13:29
Pemangkasan pohon di Mataram untuk antisipasi cuaca ekstrem
Selasa, 5 November 2024 13:25
JRC optimalkan pengelolaan sampah di tingkat kawasan
Rabu, 30 Oktober 2024 21:03
DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA
Senin, 28 Oktober 2024 14:39