Sebanyak 20 desa di Lombok Timur rawan bencana banjir

id Banjir ,BPBD ,NTB ,Lombok Timur

Sebanyak 20 desa di Lombok Timur rawan bencana banjir

Sampah yang dibuang warga di saluran irigasi di NTB yang merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir saat hujan di Lombok Timur, Kamis (10/07/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 20 desa di daerah setempat masuk dalam wilayah rawan bencana banjir dan tanah longsor.

"Saat ini kami melakukan mitigasi bencana dalam menyikapi prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait potensi cuaca buruk Juli 2024," kata Kepala Pelaksana BPBD Lombok Timur Lalu Mulyadi di Lombok Timur, Kamis.

Ia mengatakan hasil mitigasi yang dilakukan ada 20 desa yang tersebar di lima Kecamatan yang dinilai rawan bencana banjir dan tanah longsor, yaitu Kecamatan Sambelia, Peringgabaya, Sembalun, Sikur, dan Jerowaru.

"Dari lima kecamatan tersebut, titik rawan banjir ada di 20 desa," katanya.

Baca juga: Status Lombok Timur masih level darurat bencana

Untuk itu pihaknya telah melakukan mitigasi dengan melakukan tindakan pencegahan, yaitu membangun saluran pengarah banjir menuju Daerah Aliran Sungai (DAS), sehingga air hujan yang mengalir dari hulu tidak langsung ke pemukiman warga.

"Tak hanya membangun saluran, pencegahan juga dilakukan dengan melakukan normalisasi sungai dengan pengangkatan sedimen, sampah, dan pembangunan bronjong," katanya.

"Dengan demikian sungai dapat berfungsi optimal menampung debit air hujan," katanya.

Baca juga: Hujan deras, Lima desa di Lombok Tiimur diterjang banjir

Selain melakukan mitigasi dan pembangunan bronjong, pihaknya juga menindak lanjuti setiap laporan masyarakat, baik itu laporan bersifat kecil maupun besar terkait antisipasi bencana, dengan melakukan penanganan langsung agar tak berdampak ke perkampungan warga ketika terjadi curah hujan tinggi

"Hal-hal kecil yang dilaporkan masyarakat langsung kita tangani, ini juga cukup efektif mencegah bencana banjir yang lebih besar, seperti menangani saluran irigasi yang tersumbat," ujarnya.

Mulyadi mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan sejak dini ketika terjadi hujan, mengurangi aktivitas di aliran sungai, serta memperhatikan peringatan dini dari BMKG.

"Hal-hal kecil yang bisa kita lakukan yaitu tidak membuang sampah ke aliran drainase dan sungai. Karena itu yang menyebabkan aliran arus air melebar ke pemukiman," katanya.

Selain itu warga juga diimbau untuk segera melapor ke pemerintah terdekat ketika ada persoalan lingkungan pemicu banjir yang membutuhkan penanganan. "Segera laporkan ke BPBD, Damkarmat, SAR, dan pemerintahan terdekat, jika butuh rehab-rekons bisa langsung bersurat," katanya.

Baca juga: Hujan deras, Lima desa di Lombok Tiimur diterjang banjir

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.