Bima (ANTARA) - Sekitar 100 warga yang berprofesi sebagai petani dan peternak di Pulau Sangeang Api, Kabupaten Bima, diminta segera mengosongkan pulau tersebut menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Sangeangapi yang naik dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, kepada ANTARA, Sabtu, mengatakan imbauan itu disampaikan setelah pihaknya menerima laporan resmi dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Sangeangapi dan rilis Badan Geologi, Kementerian ESDM, tentang perubahan status gunung.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan para kepala desa di wilayah pesisir untuk mensosialisasikan imbauan ini. Warga yang masih berada di Pulau Sangeang diminta segera meninggalkan pulau," ujarnya.
Dikatakannya, langkah-langkah kesiapsiagaan berjalan sesuai prosedur.
Baca juga: Gunung Sangeangapi Bima naik status jadi waspada
"Sejalan dengan peningkatan status tersebut, kami meningkatkan koordinasi pemantauan, penyebaran informasi larangan mendekati radius bahaya, serta pendataan logistik dasar jika kondisi aktivitas gunung api memburuk," jelasnya.
Nurul Huda menegaskan, berdasarkan rekomendasi Badan Geologi, masyarakat, pengunjung, dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama.
"Warga juga diminta menghindari sektor timur tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer serta mengikuti perkembangan resmi melalui laman Badan Geologi dan aplikasi MAGMA Indonesia," tandasnya.
Baca juga: Gunung Sangeang Api di Bima simpan potensi tsunami
Sementara itu, Camat Wera, H. Ilham, yang wilayahnya berhadapan langsung dengan gunung tersebut menyebutkan, aktivitas warga sejauh ini masih berjalan normal dan belum ada laporan dampak langsung dari peningkatan aktivitas gunung.
"Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Untuk dampak, sejauh ini belum ada," katanya.
Namun demikian, pihaknya diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dan memastikan setiap informasi dari BPBD dan Pos PGA tersampaikan secara cepat kepada masyarakat, terutama nelayan dan warga yang masih beraktivitas di sekitar pulau.
Baca juga: Gunung Sangeangapi Bima naik status jadi waspada
