Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingatkan warga untuk tetap menjaga lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC), khususnya di lingkungan keluarga, karena ini penyakit menular.
"Ketika ada warga yang terinfeksi penyakit TBC, risiko penularan tinggi, terutama lingkungan rumah tangga dan minim ventilasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Pathurrahman di Lombok Timur, Selasa.
Ia mengatakan TBC merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang krusial.
" TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke organ tubuh lain, dan yang mengkhawatirkan, penularan sangat mudah, terutama di lingkungan rumah tangga (keluarga)," katanya.
Baca juga: Belasan balita di Lombok Timur meninggal akibat pneumonia-TBC
Ia mengatakan penularan penyakit TBC ini melalui udara, terutama ketika penderita batuk, bersin atau berbicara, sehingga ketika terjadi dalam satu rumah tangga, kemungkinan besar anggota keluarga lain, berisiko terinfeksi, ketika tidak segera dilakukan pencegahan dan pengobatan
"Ketika di dalam satu keluarga ada yang terinfeksi, untuk segera memeriksakan diri agar tidak menyebar ke keluarga lain," katanya.
Ia mengatakan langkah pencegahan TBC di rumah tangga tersebut, yaitu memastikan ventilasi rumah baik, penggunaan masker bagi penderita, tidak tidur sekamar dengan pasien yang belum diobati, serta mengikuti pengobatan TBC secara tuntas selama 6 hingga 12 bulan.
"Pencegahan bisa dilakukan melalui melalui program temukan, obati sampai sembuh (TOSS) untuk TBC," katanya.
Baca juga: RSUD di Lombok Timur menjadi pusat rujukan penyakit TBC se-NTB
Pemerintah daerah terus mendorong masyarakat untuk tidak takut memeriksakan dan mengobati diri, jika mengalami gejala penyakit TBC.
“Kesadaran untuk deteksi dini, pengobatan tepat, dan pencegahan di lingkungan rumah tangga sangat penting guna memutus rantai penularan penyakit mematikan ini,” katanya.
Jumlah kasus TBC yang ditemukan Lombok Timur hingga pertengahan tahun 2025, sebanyak 900 kasus lebih.
Pemerintah terus menggencarkan sosialisasi program TOSS TBC tersebut di tengah masyarakat, seperti menggandeng kader kesehatan dan tokoh masyarakat desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaporan kasus.
“Jika masyarakat mengalami batuk lebih dari dua minggu, apalagi disertai demam, berkeringat pada malam hari dan penurunan berat badan, sebaiknya segera memeriksakan diri," katanya.
