Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapatkan penghargaan dari Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) karena dinilai berhasil melakukan penanggulangan AIDS, TBC, dan Malaria.
"Alhamdulillah, ini merupakan hasil kolaborasi semua pihak, termasuk masyarakat," kata Bupati Sumbawa Barat Amar Nurmansyah dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiharto pada kegiatan Pertemuan Nasional Monitoring dan Evaluasi Program Penguatan Sistem Kesehatan AIDS, TBC, dan Malaria (RSSH GF ATM) di Solo.
"Penghargaan tersebut diberikan kepada Kabupaten Sumbawa Barat, dianggap berhasil dan memiliki komitmen tinggi dalam program penanggulangan penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM)," katanya.
Bupati mengapresiasi jajaran stakeholder yang telah bekerja sama dengan inovasi luar biasa sehingga bisa Kabupaten Sumbawa Barat dapatkan penghargaan tersebut. "Semoga ini terus dapat kita tingkatkan dan pertahankan pada masa yang akan datang," katanya.
Baca juga: Jumlah orang dengan HIV/AIDS di NTB mencapai 2.021
Ketua Adinkes Dr M Subuh mengatakan WHO menyatakan tidak mungkin bisa mencapai derajat kesehatan paripurna tanpa adanya penguatan layanan primer.
"Ini merupakan ujung tombak yang sangat bermakna dalam peningkatan derajat kesehatan manusia," katanya.
Ia mengatakan semua sadar pembangunan kesehatan adalah amanah UUD 1945, sehingga semua pihak memiliki target penurunan angka kematian ibu dan bayi, pengendalian penyakit menular, dan peningkatan usia harapan hidup.
"Dengan adanya berbagai macam ekosistem yang begitu kompleks kita dituntut untuk meningkatkan kolaborasi," katanya.
Baca juga: Jumlah Penderita HIV/AIDS di NTB Bertambah
Sementara itu Wamendagri Bima Arya Sugiarto mengatakan ini adalah ajang yang sangat penting dalam rangka mendengar masukan dari para kepala daerah dan kepala dinas.
Seperti contohnya masalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), kata dia, memiliki tujuan jangka panjang yang sangat mulia. Untuk menjadi negara maju dalam waktu 20 tahun, lanjutnya, tidak mungkin bisa dicapai apabila banyak PR (Pekerjaan Rumah) terkait faktor manusia.
"Di dalam RPJMN jelas dan tegas disebutkan bahwa persoalan usia harapan hidup, angka kematian ibu, stunting, TBC, harus tertangani," kata Wamendagri Bima Arya.
Baca juga: Sebanyak 12 Anak di NTB tertular HIV/AIDS
