Mataram (ANTARA) - Fluktuasi harga bawang merah di Nusa Tenggara Barat kembali menjadi sorotan. Ketika panen raya tiba, harga anjlok drastis sehingga petani menjerit karena hasil jerih payah mereka tidak sebanding dengan biaya produksi.

Sebaliknya, ketika pasokan terbatas, harga melonjak tinggi dan justru membebani konsumen. Pola yang berulang ini menunjukkan bahwa persoalan tata niaga bawang merah di NTB bukanlah soal musiman, melainkan masalah struktural yang membutuhkan solusi jangka panjang.

Usulan DPRD NTB untuk membangun gudang penyimpanan berstandar, atau kastorit, layak dipandang sebagai terobosan penting. Gudang semacam ini dapat menjadi instrumen stabilisasi harga sekaligus pengaman bagi petani.

Dengan adanya ruang penyimpanan yang memadai, hasil panen tidak harus segera dilepas ke pasar saat harga rendah. Bawang merah bisa disimpan dalam kondisi baik hingga saat harga kembali stabil, sehingga posisi tawar petani meningkat dan mata rantai tengkulak bisa dipangkas.

Namun, membangun gudang penyimpanan bukanlah pekerjaan yang cukup hanya dengan meletakkan batu pertama. Tanpa sistem tata kelola yang transparan, akuntabel, dan profesional, gudang berisiko menjadi sekadar monumen fisik tanpa fungsi nyata.

Pemerintah daerah perlu memastikan pengelolaan dilakukan oleh lembaga yang kredibel, baik koperasi tani, BUMD, maupun badan usaha dengan manajemen modern. Transparansi dalam pengelolaan stok, kualitas, dan distribusi harus menjadi syarat mutlak.

Lebih jauh, pembangunan gudang penyimpanan seyogianya disinergikan dengan sistem digitalisasi tata niaga. Melalui basis data yang terbuka, petani, pedagang, maupun konsumen dapat mengetahui kondisi stok dan perkembangan harga secara real time. Dengan demikian, ruang untuk spekulasi pasar yang kerap merugikan petani dapat dipersempit, sementara rantai distribusi dari hulu ke hilir bisa berjalan lebih efisien.

Pemerintah daerah juga perlu mengintegrasikan program ini dengan kebijakan perlindungan harga di tingkat petani. Gudang penyimpanan akan memberi manfaat maksimal bila diiringi dengan jaminan harga dasar dan mekanisme distribusi yang adil. Jika tidak, petani tetap saja akan berada di posisi rentan, meskipun fasilitas fisik sudah tersedia.

Usulan pembangunan gudang penyimpanan bawang merah di NTB adalah secercah harapan bagi petani yang selama ini kerap menjadi korban ketidakstabilan harga. Tetapi harapan itu hanya akan berbuah nyata apabila infrastruktur dibarengi dengan tata kelola yang berpihak pada petani. Karena pada akhirnya, kesejahteraan petani adalah fondasi ketahanan pangan sekaligus pilar utama pembangunan ekonomi daerah.


Pewarta : Abdul Hakim
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025