Mataram (ANTARA) - Kemiskinan masih menjadi persoalan struktural yang menghambat banyak wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB).
Akses pendidikan yang belum merata menjadi salah satu faktor utama mengapa mobilitas sosial anak-anak dari keluarga miskin tetap terbatas.
Ketimpangan kesempatan inilah yang menjadikan upaya pengentasan kemiskinan membutuhkan pendekatan baru yang lebih berpihak pada kelompok paling rentan.
Dalam konteks itulah gagasan Sekolah Rakyat memperoleh relevansinya. Program pendidikan berasrama ini dirancang untuk menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem khususnya kelompok desil satu dan dua yang selama ini tidak memiliki akses memadai terhadap pendidikan berkualitas.
Dengan konsep terpadu yang menyediakan ruang belajar, asrama, makanan bergizi, pendampingan karakter, hingga jaminan kebutuhan dasar, Sekolah Rakyat menawarkan intervensi langsung pada akar persoalan kemiskinan.
Di NTB, beberapa sekolah rintisan telah beroperasi di Paramita, Gunung Sari, Lenek, Sakra, hingga Sumbawa.
Model yang diterapkan menciptakan ruang aman bagi anak miskin untuk belajar tanpa tekanan biaya maupun beban ekonomi yang sering membuat mereka putus sekolah.
Antusiasme masyarakat memperlihatkan betapa besar kebutuhan terhadap layanan pendidikan yang benar-benar inklusif.
Namun manfaat tersebut berjalan beriringan dengan berbagai kendala. Hambatan paling krusial adalah ketersediaan lahan, terutama di wilayah perkotaan.
Kota Mataram, misalnya, tidak memiliki area seluas 6 hingga 10 hektare yang menjadi prasyarat pembangunan kawasan pendidikan terpadu.
Sementara itu, opsi mengakali lahan dengan memisahkan asrama dan sekolah tidak memungkinkan karena akan menyimpang dari desain awal Sekolah Rakyat.
Beberapa kabupaten menunjukkan kesiapan lebih baik. Lombok Barat mampu menjalankan sekolah rintisan sambil menunggu pembangunan fasilitas permanen di Kuripan.
Lombok Timur telah mengusulkan 152 siswa berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sementara Kabupaten Bima menyiapkan lahan 7,2 hektare dan membentuk Pokja serta tim teknis agar seluruh persyaratan administrasi terpenuhi.
Pembangunan fasilitas permanen di Gumantar, Lombok Utara, bahkan memasuki tahap lebih maju dengan dukungan anggaran multiyears sebesar Rp250 miliar.
Di sisi lain, tantangan pemenuhan tenaga pendidik dan pendamping masih terlihat. Sekolah Rakyat membutuhkan kombinasi pengajar yang menguasai kurikulum reguler, pembinaan karakter, dan vokasi, terutama untuk jenjang SMA.
Tanpa sumber daya manusia yang kuat, konsep pendidikan berasrama tidak akan memberikan hasil optimal. Keakuratan data DTSEN juga menjadi faktor penting untuk memastikan agar sasaran program tidak meleset, mengingat tingginya minat masyarakat.
Terlepas dari kendala tersebut, Sekolah Rakyat mulai menunjukkan dampak sosial signifikan. Banyak siswa hadir dengan semangat baru karena merasakan kesempatan yang selama ini hanya dimiliki kelompok lebih mampu.
Mereka hidup dalam lingkungan yang tertib, bertumbuh dalam suasana yang positif, dan mulai melihat masa depan yang lebih terang.
Ke depan, keberlanjutan program ini sangat bergantung pada konsistensi kebijakan, percepatan pembangunan sarana, penguatan koordinasi pusat-daerah, dan ketepatan sasaran.
Sekolah Rakyat bukan sekadar proyek pendidikan jangka pendek, tetapi investasi sosial untuk menata masa depan NTB. Dengan komitmen yang konsisten, program ini berpeluang menjadi instrumen efektif untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi.
NTB kini memiliki pintu baru menuju transformasi pendidikan. Tantangannya hanya satu, yakni memastikan pintu itu tetap terbuka bagi setiap anak miskin yang ingin mengubah hidupnya melalui pendidikan.
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Membaca ulang arah kereta gantung Rinjani
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menguatkan tata kelola Rinjani-Tambora
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Irigasi NTB dan jalan panjang kedaulatan pangan
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jalan dan jembatan sebagai penopang kemajuan NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB- Menambal luka gizi di Bumi Gora
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mataram menanam integritas sejak dini
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Kendaraan listrik, Jalan hijau baru NTB