Medan (ANTARA) - Ketiga operator seluler yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XLSmart mengakui keterbatasan listrik dan akses jalan yang sulit dijangkau menjadi tantangan dalam pemulihan jaringan dan koneksi di ketiga provinsi terdampak bencana banjir di Sumatera yakni Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Direktur Utama Telkomsel Nugroho mengatakan di Sumatera-Utara 10 persen BTS masih tidak berfungsi, sementara dari 90 persen yang sudah bisa diaktifkan tidak semuanya menggunakan media fiber optic melainkan dengan satelit seperti Starlink sehingga transport data tidak semulus dengan fiber optic.
"Ini juga sudah kita upayakan dan sebagian transport ini terputus juga karena isu power (tenaga listrik) jadi nanti pada saat power up diharapkan fiber optik itu sudah up atau pada saat tanah-tanah longsor ini sudah bisa diperbaiki dengan bantuan TNI kita juga bisa segera perbaiki jalan fiber optic yang terputus," kata Nugroho dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Penanganan Akses Telekomunikasi Pada Bencana Banjir dan Tanah Longsor Sumatera di Balai Monitor, Medan, Sumatra Utara, Senin.
Nugroho mengatakan banjir dan tanah longsor menyebabkan putusnya sumber listrik yang memengaruhi jaringan transportasi data, fiber optic, site BTS, stasiun kalkulasi otomatis, data center atau TTC Telkomsel sehingga menyumbang gangguan layanan telekomunikasi atau downtime 68 persen pada sisi BTS.
Tantangan lainnya disebut oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, yaitu masalah penggunaan genset yang sulit dibawa ke lokasi bencana sebagai daya listrik darurat yang bisa membangkitkan koneksi BTS.
"Untuk genset itu ada problem ketersediaan solar juga disana, karena tadi kalau ditanya kenapa penyebabnya memang ada beberapa daerah yang masih aksesnya sulit untuk didatangi, sehingga walaupun kami berhasil memulihkan misalnya jaringan dengan genset, tapi jalan ke sana untuk membawa solar itu sulit," kata Dian.
Pemulihan koneksi dari Telkomsel difokuskan pada provinsi Aceh yang saat ini masih 60 persen BTS tidak aktif. Harapannya ketika tenaga listrik dari PLN sudah tersambung bisa membangkitkan hingga 75 persen BTS untuk Aceh. Sementara untuk Sumatera Utara akan dipulihkan sekitar 90-95 persen, dan Sumatera Barat dipulihkan sekitar 94 persen.
Selain itu, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung mengatakan bencana banjir Sumatera sangat besar dampaknya dengan beberapa tantangan diantaranya tanah longsor, jembatan yang terputus dan banjir menjadi masalah sulitnya memberikan akses bantuan pemulihan koneksi.
Desmond juga mengakui dua alasan kenapa tidak bisa memulihkan jaringan dengan cepat karena daya listrik dan tanah longsor yang berimbas pada akses dan kabel fiber.
"Jadi kita antisipasi restorasi 75 persen karena kita tidak tahu kapan longsornya selesai. Tempatnya sangat berbahaya,saya tidak bisa mengirim orang kesana, ketika sudah aman kita berkolaborasi dengan pemerintah,kita tahu kapan mereka akan membenahi kondisi jalan dengan cepat sehingga kita bisa kirim orang kesana untuk mempercepat target 75 persen pemulihan," kata Desmond.
Senada dengan Indosat, XL Smart juga berupaya memulihkan 75 persen BTS di ketiga provinsi terdampak bencana. Di Sumatera Utara dari 900 BTS, empat persennya masih tidak berfungsi, sementara di Sumatera Barat dari 3.000 BTS hanya 23 yang tidak berfungsi, yang diharapkan dapat secepatnya berfungsi beberapa hari ke depan.
Selain opsel, PT Pos Indonesia juga melakukan percepatan pemulihan di dua lokasi terdampak yakni Langsa dan Sibolga, serta menggratiskan kiriman bantuan ke wilayah bencana melalui pengiriman logistik dari Pos Indonesia Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan percepatan pemulihan akses telekomunikasi di daerah terdampak bencana menjadi fokus yang perlu dilakukan agar masyarakat dapat kembali melakukan komunikasi baik dengan sahabat, keluarga dan saudara, serta bisa mendapatkan informasi secara cepat dan valid.
Baca juga: Basarnas kerahkan kapal angkut personel dan bantuan ke Sumatera
Baca juga: Kapolri menegaskan respons cepat bantu korban bencana di Sumatera