Mataram (ANTARA) - Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan pemimpin Palestina takkan menerima berlanjutnya status quo dan akan mempertimbangkan kembali hubungan politik, hukum, ekonomi dan keamanan dengan Israel.
Selama pertemuan dengan Utusan Khusus Norwegia untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, Shtayyeh membahas agenda konferensi donor --yang dijadwalkan diselenggarakan di Brussels pada akhir Mei.
Shtayyeh, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi, menekankan perlunya aliansi internasional guna menghadapi rencana AS yang disebut "Kesepakatan Abad ini". Aliansi tersebut juga dimaksudkan untuk memperlihatkan posisi politik yang jelas guna menegaskan bahwa tak ada pilihan selain penyelesaian dua-negara dan berdirinya negara Palestina, dengan perbatasan 1967 dan Al-Quds (Jerusalem) Timur sebagai ibu kotanya.
Selama pertemuan dengan Utusan Khusus Norwegia untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, Shtayyeh membahas agenda konferensi donor --yang dijadwalkan diselenggarakan di Brussels pada akhir Mei.
Shtayyeh, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi, menekankan perlunya aliansi internasional guna menghadapi rencana AS yang disebut "Kesepakatan Abad ini". Aliansi tersebut juga dimaksudkan untuk memperlihatkan posisi politik yang jelas guna menegaskan bahwa tak ada pilihan selain penyelesaian dua-negara dan berdirinya negara Palestina, dengan perbatasan 1967 dan Al-Quds (Jerusalem) Timur sebagai ibu kotanya.