Mataram (ANTARA) - Satuan tugas penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan (Satgas Gakkum Karhutla) Provinsi Riau menyatakan menangani 16 tersangka pelaku pembakaran lahan yang diproses tujuh kepolisian resor di wilayah tersebut sepanjang 2019 ini.
"Ada 16 pelaku pembakar lahan yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Baca juga: Satgas berjibaku padamkan Karhutla di zona inti Cagar Biosfer Riau
Polres Dumai menangani jumlah tersangka pembakar lahan terbanyak dengan total lima tersangka. Selanjutnya Polres Bengkalis dan Rokan Hilir masing-masing tiga tersangka serta Polres Meranti dengan dua tersangka.
Pada 2019 ini, Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Meranti merupakan wilayah yang mengalami Karhutla paling parah dan menyumbang lebih dari 70 persen luas Karhutla di Riau.
Selain empat wilayah di atas, Polres Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Polresta Pekanbaru turut menangani masing-masing satu tersangka pembakar lahan.
Sementara itu, Edwar menjelaskan dari 16 tersangka tersebut, sebagian besar diantaranya atau sebanyak 10 tersangka telah diserahkan dan menjadi tahanan Kejaksaan atau Tahap II. Sementara enam tersangka lainnya masih dalam tahap penyidikan.
Dia merincikan, 10 tersangka yang diserahkan ke jaksa dengan beberapa diantaranya telah memasuki tahap persidangan itu masing-masing terdiri dari tiga tersangka di Rokan Hilir, empat tersangka di Dumai, dan Bengkalis, Indragiri Hilir serta Meranti masing-masing satu tersangka.
Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.315 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.435 hektare.
Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Berdasarkan catatan Antara, di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya hingga membuat Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.
Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Meski begitu, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.
Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 606,25 hektare. Selanjutnya Siak 366 hektare, Dumai 269,75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 120 hektare, Pelalawan 95 hektare, Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare, Kampar 64,9 hektare dan Kuansing lima hektare.
Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.
"Ada 16 pelaku pembakar lahan yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Baca juga: Satgas berjibaku padamkan Karhutla di zona inti Cagar Biosfer Riau
Polres Dumai menangani jumlah tersangka pembakar lahan terbanyak dengan total lima tersangka. Selanjutnya Polres Bengkalis dan Rokan Hilir masing-masing tiga tersangka serta Polres Meranti dengan dua tersangka.
Pada 2019 ini, Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Meranti merupakan wilayah yang mengalami Karhutla paling parah dan menyumbang lebih dari 70 persen luas Karhutla di Riau.
Selain empat wilayah di atas, Polres Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Polresta Pekanbaru turut menangani masing-masing satu tersangka pembakar lahan.
Sementara itu, Edwar menjelaskan dari 16 tersangka tersebut, sebagian besar diantaranya atau sebanyak 10 tersangka telah diserahkan dan menjadi tahanan Kejaksaan atau Tahap II. Sementara enam tersangka lainnya masih dalam tahap penyidikan.
Dia merincikan, 10 tersangka yang diserahkan ke jaksa dengan beberapa diantaranya telah memasuki tahap persidangan itu masing-masing terdiri dari tiga tersangka di Rokan Hilir, empat tersangka di Dumai, dan Bengkalis, Indragiri Hilir serta Meranti masing-masing satu tersangka.
Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.315 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.435 hektare.
Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Berdasarkan catatan Antara, di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya hingga membuat Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.
Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Meski begitu, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.
Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 606,25 hektare. Selanjutnya Siak 366 hektare, Dumai 269,75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 120 hektare, Pelalawan 95 hektare, Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare, Kampar 64,9 hektare dan Kuansing lima hektare.
Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.