AS menuntut Iran lepaskan kapal yang ditangkapnya

Jumat, 19 Juli 2019 16:24 WIB

Mataram (ANTARA) - Amerika Serikat pada Kamis (18/7) menuntut Iran segera melepaskan sebuah kapal yang ditangkapnya di Teluk.

Sementara itu, seorang komandan militer AS di kawasan itu mengatakan Amerika Serikat akan bertindak "secara agresif" untuk memastikan bahwa kapal-kapal bisa bebas berlayar saat menyusuri jalur laut yang penting tersebut.

Pengawal Revolusi Iran sebelumnya mengumumkan bahwa pihaknya telah menyita sebuah kapal asing penyelundup bahan bakar.

Departemen Luar Negeri AS bersikeras bahwa Iran harus melepaskan kapal tersebut beserta para awaknya serta berhenti mengganggu kapal-kapal yang sedang berlayar di dan sekitar Selat Hormuz.

Iran meremehkan penangkapan kapal itu, yang disebutnya sebagai sebuah kapal kecil yang sedang menyelundupkan minyak.

Televisi negara Iran menyiarkan gambar sebuah kapal tangki bernama "RIAH". Tanker minyak berbendera Panama itu menghilang dari radar di perairan wilayah Iran beberapa hari lalu.

"Kita selalu melakukan pemeriksaan kapal setiap hari. Mereka ini adalah orang-orang yang menyelundupkan minyak kita," kata Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif seperti dikutip Press TV Iran.

"Kapal itu adalah kapal kecil yang digunakan untuk menyelundupkan satu juta liter, bukan satu juta barel, minyak mentah," kata Zarif, menambahkan.

Pengawal Revolusi mengatakan kapal berawak 12 orang itu ditangkap ketika sedang berada di Pulau Larak di Teluk. Inggris mengatakan kapal tangki tersebut bukan berbendera Inggris.

Baca juga: TV Negara: Pengawal Revolusi Iran sita kapal asing di Teluk

Harga minyak sempat melonjak setelah laporan soal penangkapan kapal muncul di tengah peningkatan ketegangan antara Teheran dan negara-negara Barat menyangkut keamanan pelayaran niaga di Selat Hormuz.

Selat tersebut merupakan jalur laut sangat penting bagi ekspor komoditas energi.

Reuters pada Rabu (17/7) melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan perkapalan sedang menyewa penjaga keamanan tanpa senjata untuk mengawal perjalanan melewati Teluk guna menambah penjagaan.

Baca juga: Kremlin: Putin dan Macron bahas perjanjian nuklir Iran

Sejak pertengahan Mei, serangan terhadap tanker-tanker di dekat Hormuz telah menggelisahkan kapal-kapal yang ingin melewati jalur pelayaran tersebut, yang menghubungkan negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah ke pasar-pasar di Asia, Eropa, Amerika Utara dan berbagai kawasan lain.

Iran membantah terlibat dalam serangan tanker namun telah mengancam akan bertindak tegas atas serangkaian sanksi yang dijatuhkan AS terhadapnya.

Sanksi-sanksi tersebut dikeluarkan setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015. Menurut perjanjian, Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi.

Iran, salah satu negara dengan harga minyak paling murah di dunia karena subsidi negara yang berat serta nilai tukar mata uangnya yang jatuh, selama ini bergelut mengatasi penyelundupan bahan bakar yang merajalela melalui darat, ke negara-negara tetangga, dan melalui laut ke negara-negara Arab di Teluk.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

PBB prihatin dengan penangkapan mahasiswa pro-Palestina

01 May 2024 7:35 Wib

DK PBB suarakan keprihatinannya atas kekerasan di Fashir

28 April 2024 18:02 Wib

Veto AS di DK PBB menghancurkan impian rakyat Palestina

20 April 2024 5:50 Wib

Misi Iran di PBB ingatkan AS agar tidak ikut campur atas konfliknya dengan Israel

14 April 2024 19:15 Wib

DK PBB siap adakan pertemuan atas permintaan Israel usai serangan Iran

14 April 2024 16:36 Wib
Terpopuler

Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih

Hukum Kriminal - 01 May 2024 6:53 Wib

Pedrosa sabet podium Sprint di Jerez usai Quartararo

Olahraga - 28 April 2024 6:19 Wib

Tiket tur konser Sheila On 7 lima kota habis

Budaya & Pariwisata - 01 May 2024 19:45 Wib

Kejaksaan: Penanganan korupsi Bank NTB Syariah masih tahap pengumpulan data

Kabar NTB - 30 April 2024 16:39 Wib

Menpora Dito puji semangat pantang menyerah Garuda Muda berhadapan Irak

Sepakbola - 13 jam lalu