Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Narkotika (BNN) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, merehabilitasi 20 orang dari kalangan usia pelajar yang ketergantungan narkotika dan obat-obatan agar dapat kembali sehat sehingga bisa menjalani hidup secara normal untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
"Ada 20 orang yang direhabilitasi, usianya pelajar dan ada juga yang sudah putus sekolah," kata Kepala BNN Kota Tasikmalaya Tuteng Budiman kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan bahwa mereka yang menjalani proses rehabilitasi itu karena ketergantungan narkoba jenis obat-obatan dan ganja yang secara sadar datang ke BNN. Ada juga karena ditangkap, lalu direhabilitasi.
Mereka yang mendapatkan program rehabilitasi gratis dari BNN itu, kata dia, ditangani oleh tim medis khusus dengan pendampingan orang tua di BNN Tasikmalaya. Jika kondisinya berat, rehabilitasinya dirujuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN di Sukabumi.
"BNN Kota Tasikmalaya punya kliniknya untuk penanganan yang ringan. Kalau kasusnya berat, kami rujuk ke balai," katanya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pencegahan dan memutus jaringan peredaran narkoba yang selama ini bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal kalangan usia.
Namun, yang perlu diwaspadai, menurut dia, dari kalangan usia remaja atau pelajar yang selama ini dianggap rentan menyalahgunakan narkoba sehingga perlu upaya penanganan khusus dan meningkatkan sosialisasi tentang bahaya narkoba melalui berbagai kegiatan.
"Usia milenial ini memang rentan, bukan hanya di Tasikmalaya, melainkan di seluruh Indonesia," katanya.
Baca juga: BNNP: Satu dari 100 pelajar di Aceh korban narkoba
Salah satu cara menyampaikan bahaya narkoba kepada kalangan pelajar, kata dia, dengan menggelar kegiatan seni seperti yang sudah dilaksanakan oleh komunitas seni di Kota Tasikmalaya.
Sosialisasi bahaya narkoba, kata dia, disampaikan dengan cara berbeda, yaitu menggelar teater yang isi ceritanya tentang dampak buruk narkoba bagi kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian, termasuk akan merusak masa depan.
"Kami menggandeng kelompok teater. Melalui seni ini saya kira pesan bahaya narkoba bisa mudah dicerna kalangan pelajar, maupun masyarakat umum lainnya," katanya.
Baca juga: Waspada, paket hemat sabu-sabu menyasar pelajar
Sosialisasi tersebut tidak cukup dalam kegiatan teater, menurut dia, kalangan orang tua memiliki peran penting untuk menjaga anaknya agar tidak terjeremus menyalahgunakan narkoba.
Bagi orang tua yang mengetahui anaknya ketergantungan narkoba, kata Tuteng, secepatnya memberitahukan kepada BNN untuk direhabilitasi agar tidak terus ketergantungan.
"Beri tahu kami kalau ada yang ketergantungan narkoba, jangan sampai nanti ditangkap, kami dari BNN akan merehabilitasinya gratis, didanai negara," katanya.
"Ada 20 orang yang direhabilitasi, usianya pelajar dan ada juga yang sudah putus sekolah," kata Kepala BNN Kota Tasikmalaya Tuteng Budiman kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan bahwa mereka yang menjalani proses rehabilitasi itu karena ketergantungan narkoba jenis obat-obatan dan ganja yang secara sadar datang ke BNN. Ada juga karena ditangkap, lalu direhabilitasi.
Mereka yang mendapatkan program rehabilitasi gratis dari BNN itu, kata dia, ditangani oleh tim medis khusus dengan pendampingan orang tua di BNN Tasikmalaya. Jika kondisinya berat, rehabilitasinya dirujuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN di Sukabumi.
"BNN Kota Tasikmalaya punya kliniknya untuk penanganan yang ringan. Kalau kasusnya berat, kami rujuk ke balai," katanya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pencegahan dan memutus jaringan peredaran narkoba yang selama ini bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal kalangan usia.
Namun, yang perlu diwaspadai, menurut dia, dari kalangan usia remaja atau pelajar yang selama ini dianggap rentan menyalahgunakan narkoba sehingga perlu upaya penanganan khusus dan meningkatkan sosialisasi tentang bahaya narkoba melalui berbagai kegiatan.
"Usia milenial ini memang rentan, bukan hanya di Tasikmalaya, melainkan di seluruh Indonesia," katanya.
Baca juga: BNNP: Satu dari 100 pelajar di Aceh korban narkoba
Salah satu cara menyampaikan bahaya narkoba kepada kalangan pelajar, kata dia, dengan menggelar kegiatan seni seperti yang sudah dilaksanakan oleh komunitas seni di Kota Tasikmalaya.
Sosialisasi bahaya narkoba, kata dia, disampaikan dengan cara berbeda, yaitu menggelar teater yang isi ceritanya tentang dampak buruk narkoba bagi kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian, termasuk akan merusak masa depan.
"Kami menggandeng kelompok teater. Melalui seni ini saya kira pesan bahaya narkoba bisa mudah dicerna kalangan pelajar, maupun masyarakat umum lainnya," katanya.
Baca juga: Waspada, paket hemat sabu-sabu menyasar pelajar
Sosialisasi tersebut tidak cukup dalam kegiatan teater, menurut dia, kalangan orang tua memiliki peran penting untuk menjaga anaknya agar tidak terjeremus menyalahgunakan narkoba.
Bagi orang tua yang mengetahui anaknya ketergantungan narkoba, kata Tuteng, secepatnya memberitahukan kepada BNN untuk direhabilitasi agar tidak terus ketergantungan.
"Beri tahu kami kalau ada yang ketergantungan narkoba, jangan sampai nanti ditangkap, kami dari BNN akan merehabilitasinya gratis, didanai negara," katanya.