Empat titik strategis dunia ada di Indonesia

Senin, 5 Agustus 2019 14:13 WIB

Mataram (ANTARA) - Jalur perhubungan laut dunia atau "sea lanes of communication" melewati tujuh selat yang secara politik dan ekonomi sangat strategis karena menyangkut kelangsungan hidup sejumlah negara di mana empat di antara perairan tersebut berada dalam kedaulatan Indonesia.

"Jalur pelayaran laut ini membentang dari Teluk Persia ke arah barat menuju Eropa Barat, dan ke arah Timur menuju Asia Timur dan Amerika Serikat," jelas pemerhati masalah geostrategi, Fika M Komara, di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan wilayah perairan yang strategis tersebut meliputi Selat Boshporus yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia serta menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Selain itu adalah Selat Hormuz yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab, terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia.

Sementara wilayah perairan strategis bagi pelayaran internasional di kawasan Pasifik melewati Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.

"Sedangkan yang berada di wilayah kedaulatan Indonesia adalah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar," kata Fika.

Menurut dia, jalur transportasi laut tersebut merupakan bentangan garis energi minyak dan gas bumi yang tidak boleh terputus karena hal tersebut sangat berkaitan dengan industri negara-negara maju.

Dalam bidang geografi transportasi, wilayah perairan tersebut dikenal sebagai "choke points" yakni lokasi yang membatasi kapasitas sirkulasi dan tidak dapat dengan mudah dilewati, karena sangat mudah untuk diblokir.

"Ini berarti bahwa setiap alternatif dari `chokepoint` melibatkan suatu rute memutar atau penggunaan alternatif yang berimplikasi pada biaya dan penundaan waktu yang signifikan," jelas Fika.

Saat era perdagangan dunia bergeser ke wilayah Asia Pasifik, yang sebelumnya di Eropa dan Amerika, kawasan tersebut muncul sebagai salah satu pusat strategis maritim dunia di abad 21.

Di era perdagangan Trans-Pasifik, Selat Malaka mengambil peran yang sangat penting karena merupakan jalur laut terpendek yang bisa menghubungkan antara dua samudera penting di dunia yaitu Samudera India dan Samudera Pasifik.

"Rute perdagangan dari Samudera India menuju Samudera Pasifik akan menjadikan Selat Malaka sebagai rute tercepat di antara dua samudera ini, yang berarti menghemat biaya operasional," ujar Fika.

Rute pelayaran strategis juga dapat melewati Selat Sunda yang menghubungkan Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia. Rute pelayaran alternatif lainnya adalah melalui Selat Lombok dan Selat Makassar. Selain melewati Samudera Hindia, ke dua selat tersebut juga terhubung pada Samudera Pasifik dan Laut Filipina di utara dan Australia di selatan.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pembabatan hutan sebabkan Selat Muria jadi daratan

20 March 2024 19:17 Wib

BRIN sebut tak ada kaitan banjir dengan Selat Muria

20 March 2024 17:53 Wib

KKP mengamankan satu unit kapal berbendera Malaysia di Selat Malaka

06 March 2024 6:33 Wib

TNI AL gagalkan aksi pencurian di atas kapal asing

02 March 2024 7:03 Wib

Jubir Menlu Beijing kembali minta AS hormati kedaulatan China di Selat Taiwan

26 January 2024 6:34 Wib
Terpopuler

Pemprov NTB tanggapi soal penetapan Direktur PT GNE sebagai tersangka

Kabar NTB - 02 May 2024 20:05 Wib

Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih

Hukum Kriminal - 01 May 2024 6:53 Wib

Tiket tur konser Sheila On 7 lima kota habis

Budaya & Pariwisata - 01 May 2024 19:45 Wib

Kejari Dompu-NTB periksa 20 saksi kasus korupsi proyek irigasi

Kabar NTB - 04 May 2024 8:19 Wib

Menpora Dito puji semangat pantang menyerah Garuda Muda berhadapan Irak

Sepakbola - 03 May 2024 5:09 Wib