PM Marape meminta China biayai kembali utang Papua Nugini

Rabu, 7 Agustus 2019 15:46 WIB

Mataram (ANTARA) -  
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape meminta China untuk membiayai kembali utang pemerintah sebesar 27 miliar kina atau setara 7,8 miliar dolar Amerika Serikat.

Sebagai imbalannya, China dapat mengadakan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara kepulauan Pasifik di tengah persaingan perebutan pengaruh antara Beijing dan Washington di kawasan itu.

Permintaan tersebut disampaikan saat Marape bertemu dengan Duta Besar China untuk Papua Nugini Xue Bing baru-baru ini.

Papua Nugini, negara yang memiliki kekayaan gas alam, minyak mentah, emas dan tembaga, mengalami defisit anggaran yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam pembaruan fiskal awal tahun ini, pemerintah mengetatkan peredaran uang tunai dikarenakan penundaan pinjaman 300 juta dolar Amerika Serikat dari China.

Total utang Papua Nugini menyumbang lebih dari 30 persen dari produk domestik bruto, menurut sebuah dokumen.
Permintaan ke Beijing bertepatan dengan peringatan Menteri Pertahanan AS Mark Esper yang mengatakan pada Minggu bahwa China menggunakan "ekonomi predator" untuk mengacaukan kawasan Indo-Pasifik.

Berdasarkan analisis Reuters tentang anggaran negara Pasifik, China meningkatkan pinjaman lunaknya selama 10 tahun terakhir.

China saat ini menjadi pemodal terbesar di negara-negara kepulauan Pasifik dengan membiayai berbagai macam infrastruktur mulai dari pelabuhan dan bandara hingga stadion olahraga maupun jalan.

Minat geopolitik China tersebut menyebabkan akses ke negara-negara di kawasan Pasifik untuk mendapatkan pembiayaan murah mau pun hibah dari negeri tirai bambu itu.

Direktur Departemen IMF untuk Asia Pasifik Alison Stuart mengatakan pinjaman dapat mendukung pertumbuhan di negara-negara kepulauan Pasifik dan mengatasi kesenjangan infrastruktur yang besar.

Meskipun demikian, negara-negara Pasifik juga rentan terhadap peningkatan beban utang secara cepat.

Para pemimpin negara-negara kepulauan Pasifik dijadwalkan menghadiri Forum Kepulauan Pasifik di pulau Tuvalu minggu depan.

Tuvalu merupakan salah satu dari enam negara Pasifik yang mengakui Taiwan.

Beijing mengatakan Taiwan tidak mempunyai hak untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara mana pun.

Dalam beberapa bulan terakhir, China meningkatkan lobi ke negara-negara kepulauan Pasifik sebagai upaya untuk mengalihkan hubungan diplomatik mereka ke Beijing.

PM James Marape mendorong negara-negara kepulauan Pasifik untuk melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan China sebagai upaya peningkatan zona koridor ekonomi di kawasan itu.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Minister updates president on progress to overcome famine in Papua

30 April 2024 15:37 Wib

Mencegah narkoba masuk ke perbatasan Jayapura-Papua Nugini

26 April 2024 8:54 Wib

Kemenkominfo jajaki kerja sama sektor TIK

26 April 2024 7:09 Wib

Kreator dokter perempuan bantu warga pedalaman Papua

20 April 2024 6:43 Wib

Rugikan negara Rp18 miliar, Sekda Keerom Papua ditahan

16 April 2024 9:09 Wib
Terpopuler

Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih

Hukum Kriminal - 01 May 2024 6:53 Wib

Pedrosa sabet podium Sprint di Jerez usai Quartararo

Olahraga - 28 April 2024 6:19 Wib

Tiket tur konser Sheila On 7 lima kota habis

Budaya & Pariwisata - 01 May 2024 19:45 Wib

Kejaksaan: Penanganan korupsi Bank NTB Syariah masih tahap pengumpulan data

Kabar NTB - 30 April 2024 16:39 Wib

Menpora Dito puji semangat pantang menyerah Garuda Muda berhadapan Irak

Sepakbola - 13 jam lalu