Mataram (ANTARA) - Kepala Polrestabes Medan Komisaris Besar Polisi Dadang Hartanto mengatakan para pelaku tindak kejahatan begal kerap melakukan aksinya di pagi hari.
Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat kota Medan untuk selalu waspada apabila melakukan aktivitas perjalanan di pagi hari, terutama di lokasi yang rawan.
"Meski petugas kepolisian terus berupaya meningkatkan keamanan di kota Medan, kita harapkan kepada masyarakat untuk selalu waspada," katanya saat konferensi pers di RS Bhayangkara Medan, Rabu.
Sebelumnya polisi telah menangkap empat pelaku begal sadis, dua di antaranya bahkan ditembak mati.
Para pelaku ini kerap melukai korbannya dengan cara menyabet tangan kanan para korban. "Modus para pelaku ini selalu melakukan aksi di pagi hari atau saat Subuh, dan selalu tangan kanan para korban yang di sabet dengan senjata tajam," ujarnya.
Adapun dua pelaku yang di tembak mati yakni Guntur Syahputra (29) dan Leou Halawa (25), keduanya merupakan warga Jalan Diponegoro Gang Golf Medan.
Sementara kedua pelaku lain yakni Tengku Aditya Hidayat (20) dan Muhammad Febrian (26) mendapat tembakan di bagian kaki kanan dan kirinya. "Mereka ini dikenal dengan sebutan 'Komplotan Guntur' yang selalu melukai para korban-korbannya," jelasnya.
"Meski petugas kepolisian terus berupaya meningkatkan keamanan di kota Medan, kita harapkan kepada masyarakat untuk selalu waspada," katanya saat konferensi pers di RS Bhayangkara Medan, Rabu.
Sebelumnya polisi telah menangkap empat pelaku begal sadis, dua di antaranya bahkan ditembak mati.
Para pelaku ini kerap melukai korbannya dengan cara menyabet tangan kanan para korban. "Modus para pelaku ini selalu melakukan aksi di pagi hari atau saat Subuh, dan selalu tangan kanan para korban yang di sabet dengan senjata tajam," ujarnya.
Adapun dua pelaku yang di tembak mati yakni Guntur Syahputra (29) dan Leou Halawa (25), keduanya merupakan warga Jalan Diponegoro Gang Golf Medan.
Sementara kedua pelaku lain yakni Tengku Aditya Hidayat (20) dan Muhammad Febrian (26) mendapat tembakan di bagian kaki kanan dan kirinya. "Mereka ini dikenal dengan sebutan 'Komplotan Guntur' yang selalu melukai para korban-korbannya," jelasnya.