Mataram (ANTARA) - Para delegasi pertemuan internasional Asia Pacific Geopark Network (APGN) terpukau dengan penampilan budaya Nusa Tenggara Barat yang ditampilkan dalam NTB karnaval bertajuk Heritage Lombok Sumbawa yang digelar di Kota Mataram Minggu.
Gelaran budaya tersebut berlangsung sangat meriah, menampilkan beragam seni budaya daerah, mulai dari fashion tradisional, atraksi seni dan corak budaya semua etnis di NTB, hingga beragam kuliner dan kearifan lokal lainnya.
Kegiatan yang dirangkai dengan simposium internasional Asia Pacific Geopark Network (APGN) 2019 itu, dibuka Wakil Gubernur NTB, Hj. Siti Rohmi Djalilah, didampingi para bupati/walikota se-NTB bersama jajaran dan ribuan pengunjung masyarakat umum serta wisatawan mancanegara yang larut dalam kemeriahannya.
Tidak ketinggalan Prof. He Qingcheng selaku Koordinator APGN, Mr. Setsuya Nakada wakil Koordinator APGN, Mr. Tan Vn Tran selaku anggota APGN Advisory Committee dan perwakilan peserta dari 30 negara di kawasan Asia Pasifik. Mereka semua tampak sangat antusias menyaksikan setiap momen budaya atau atraksi dari peserta karnaval.
Wagub NTB menyatakan karnaval budaya itu sebagai momentum untuk menunjukkan bahwa NTB sangat indah. NTB adalah salah satu tempat terindah tempat yang nyaman untuk dikunjungi dari seluruh dunia.
"Semoga seluruh dunia bisa melihat bahwa NTB siap menerima seluruh pengunjungnya," ujar Wagub yang mengenakan pakaian tradisional khas Lombok, Lambung.
Selain memukau penonton dengan karnaval budaya, rangkaian karnaval juga menampilkan demo membuat Cerorot (jajanan khas Lombok).
Cara pembuatan jajanan tradisional ini langsung dilakukan oleh Wagub NTB, juga oleh para peserta APGN yang berasal dari berbagai negara di dunia. Tak hanya cara membuat, cara memakan jajanan ini juga dipraktekkan oleh Umi Rohmi di hadapan para peserta APGN.
Koordinator APGN Prof. HE Qiencheng yang hadir bersama puluhan delegasi peserta sidang UGG di acara tersebut menyatakan kagum dengan carnaval haritage tersebut.
Diawal acara ia bersama Wagub sempat ikut membikin bungkus jajanan tradisional sasak, "cerorot" yang terbuat dari janur kuning. Meski beberapa kali mencoba melilitkan janur membentuk lingkaran mengikuti arahan instruktur, Namun, ia tidak berhasil membuatnya.
Saat mencicipi jajanan cerorot, Prof. He Qiencheng terlihat sangat menikmatinya, seraya berujar berterima kasih dan puas dengan cara penerimaan di acara yang menampilkan beragam seni budaya NTB itu.
Sementara itu, salah satu warga yang menyaksikan karnaval tersebut mengaku bangga karena NTB menjadi tuan rumah simposium APGN juga membangkitkan optimisme akan kembali pulihnya pariwisata NTB setelah bencana gempa 2018.
Terlebih dengan gelaran karnaval yang melibatkan ratusan orang dari beragam budaya yang dimiliki NTB dan diapresiasi juga oleh masyarakat internasional melalui kehadiran peserta simposium APGN yang telah berlangsung sejak (30/8).
"Saya merasa bangga dengan acara ini. Budaya kita yang luar biasa ini bisa jadi aset daerah dan negara. Harapan saya, kita sama-sama bekerjasama memulihkan pariwisata. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita sebagai masyarakat," tutur Lalu Irfan.*
Gelaran budaya tersebut berlangsung sangat meriah, menampilkan beragam seni budaya daerah, mulai dari fashion tradisional, atraksi seni dan corak budaya semua etnis di NTB, hingga beragam kuliner dan kearifan lokal lainnya.
Kegiatan yang dirangkai dengan simposium internasional Asia Pacific Geopark Network (APGN) 2019 itu, dibuka Wakil Gubernur NTB, Hj. Siti Rohmi Djalilah, didampingi para bupati/walikota se-NTB bersama jajaran dan ribuan pengunjung masyarakat umum serta wisatawan mancanegara yang larut dalam kemeriahannya.
Tidak ketinggalan Prof. He Qingcheng selaku Koordinator APGN, Mr. Setsuya Nakada wakil Koordinator APGN, Mr. Tan Vn Tran selaku anggota APGN Advisory Committee dan perwakilan peserta dari 30 negara di kawasan Asia Pasifik. Mereka semua tampak sangat antusias menyaksikan setiap momen budaya atau atraksi dari peserta karnaval.
Wagub NTB menyatakan karnaval budaya itu sebagai momentum untuk menunjukkan bahwa NTB sangat indah. NTB adalah salah satu tempat terindah tempat yang nyaman untuk dikunjungi dari seluruh dunia.
"Semoga seluruh dunia bisa melihat bahwa NTB siap menerima seluruh pengunjungnya," ujar Wagub yang mengenakan pakaian tradisional khas Lombok, Lambung.
Selain memukau penonton dengan karnaval budaya, rangkaian karnaval juga menampilkan demo membuat Cerorot (jajanan khas Lombok).
Cara pembuatan jajanan tradisional ini langsung dilakukan oleh Wagub NTB, juga oleh para peserta APGN yang berasal dari berbagai negara di dunia. Tak hanya cara membuat, cara memakan jajanan ini juga dipraktekkan oleh Umi Rohmi di hadapan para peserta APGN.
Koordinator APGN Prof. HE Qiencheng yang hadir bersama puluhan delegasi peserta sidang UGG di acara tersebut menyatakan kagum dengan carnaval haritage tersebut.
Diawal acara ia bersama Wagub sempat ikut membikin bungkus jajanan tradisional sasak, "cerorot" yang terbuat dari janur kuning. Meski beberapa kali mencoba melilitkan janur membentuk lingkaran mengikuti arahan instruktur, Namun, ia tidak berhasil membuatnya.
Saat mencicipi jajanan cerorot, Prof. He Qiencheng terlihat sangat menikmatinya, seraya berujar berterima kasih dan puas dengan cara penerimaan di acara yang menampilkan beragam seni budaya NTB itu.
Sementara itu, salah satu warga yang menyaksikan karnaval tersebut mengaku bangga karena NTB menjadi tuan rumah simposium APGN juga membangkitkan optimisme akan kembali pulihnya pariwisata NTB setelah bencana gempa 2018.
Terlebih dengan gelaran karnaval yang melibatkan ratusan orang dari beragam budaya yang dimiliki NTB dan diapresiasi juga oleh masyarakat internasional melalui kehadiran peserta simposium APGN yang telah berlangsung sejak (30/8).
"Saya merasa bangga dengan acara ini. Budaya kita yang luar biasa ini bisa jadi aset daerah dan negara. Harapan saya, kita sama-sama bekerjasama memulihkan pariwisata. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita sebagai masyarakat," tutur Lalu Irfan.*