Mataram (ANTARA) - Politeknik Medica Farma Husada (MFH) Mataram, Nusa Tenggara Barat, terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri di skala Asia.
"Sampai saat ini kampus kita sudah menjalin kerja sama yang baik dengan perguruan tinggi dari Malaysia, Filipina, dan Thailand," kata Direktur Politeknik MFH Mataram Syamsuriansyah HM Sadakah, di Mataram, Rabu.
Bahkan kerja sama yang sudah terjalin baik dengan perguruan tinggi luar negeri tersebut, katanya, dapat dinilai sebagai sebuah prestasi yang cukup membanggakan bagi Politeknik MFH Mataram.
Karena kampus yang berada di bawah pimpinan Syamsuriansyah HM Sadakah ini menjadi inisiator kerja sama perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia dengan kampus luar negeri.
Bahkan, katanya, momentum wisuda Politeknik MFH Mataram yang digelar pada Sabtu (7/9) menjadi bukti sejarah berharga bagi 12 PTS karena dalam rangkaian acara wisudanya 12 PTS itu berkesempatan untuk melakukan penandatanganan kerja sama dengan kampus luar negeri asal tiga negara tersebut.
Adapun 12 PTS di Indonesia yang melakukan penandatanganan kerja sama dengan perguruan tinggi dari tiga negara itu, di antaranya Politeknik MFH Mataram, Universitas Gunung Rinjani, STIKes Muhammadiyah Ciamis, STKIP Bima, UNIQHBA, Universitas Megarezky, STIE Bima, STKIP TAMSIS, STISIP Mbojo Bima, Politeknik Bina Husada Kendari, STIKES Karya Kesehatan Kendari.
Untuk pihak kampus luar negeri yang ikut meneken kerja sama itu, antara lain, Prof Dr Muhd Najil bin Saleh dari Picoms International University College, Malaysia, Prof Dr Jose Jurel M. Nuevo dari Our Lady of Fatima University, Filipina dan Bernard Umbay Ebuen RMT, MSMT, MAed Presiden AASMT (ASEAN Association of Schools of Medical Technology), Thailand.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan selalu berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan mutu lembaga.
Untuk ke depannya, Politeknik MFH Mataram juga akan mendorong dosennya melakukan penelitian, terlebih lagi sudah ada kerja sama dengan tiga perguruan tinggi luar negeri.
"Kami juga ada satu dosen asing yang menjadi dosen di politeknik ini, dan ke depannya sedang diupayakan untuk penambahan lagi dua dosen asing," katanya.
Ia menambahkan Politeknik MFH Mataram ini telah menjadi sekretariat kerja sama internasional dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan pedagogi, dan semua bidang keilmuan yang dibutuhkan PTS dalam negeri.
’"Kami akan terus berbenah demi meningkatkan kualitas pendidikan, terutama kualitas dosen. Karena itu, kami menghadirkan dosen-dosen asing supaya para alumni yang dilahirkan nanti punya daya saing kelas internasional," katanya.
Pada wisuda Sabtu (7/9) lalu, Politeknik MFH Mataram mencetak 117 ahli madya. Ratusan wisudawan dan wisudawati itu berasal dari ahli madya analis kesehatan, ahli madya farmasi, ahli madya rekam medis dan informasi kesehatan.
’"Ada sekitar 20 persen dari mereka yang di wisuda sudah diserap ke dunia kerja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa, mengapresiasi langkah Politeknik MFH Mataram dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Karenanya, dia mendorong dan mendukung perubahan nama Politeknik MFH Mataram menjadi Politeknik Internasional.
’"Saya memberikan apresiasi yang tinggi karena mereka telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi asing bahkan sudah ada dosen asing yang mengajar di politeknik ini," kata Dasi Astawa.
"Sampai saat ini kampus kita sudah menjalin kerja sama yang baik dengan perguruan tinggi dari Malaysia, Filipina, dan Thailand," kata Direktur Politeknik MFH Mataram Syamsuriansyah HM Sadakah, di Mataram, Rabu.
Bahkan kerja sama yang sudah terjalin baik dengan perguruan tinggi luar negeri tersebut, katanya, dapat dinilai sebagai sebuah prestasi yang cukup membanggakan bagi Politeknik MFH Mataram.
Karena kampus yang berada di bawah pimpinan Syamsuriansyah HM Sadakah ini menjadi inisiator kerja sama perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia dengan kampus luar negeri.
Bahkan, katanya, momentum wisuda Politeknik MFH Mataram yang digelar pada Sabtu (7/9) menjadi bukti sejarah berharga bagi 12 PTS karena dalam rangkaian acara wisudanya 12 PTS itu berkesempatan untuk melakukan penandatanganan kerja sama dengan kampus luar negeri asal tiga negara tersebut.
Adapun 12 PTS di Indonesia yang melakukan penandatanganan kerja sama dengan perguruan tinggi dari tiga negara itu, di antaranya Politeknik MFH Mataram, Universitas Gunung Rinjani, STIKes Muhammadiyah Ciamis, STKIP Bima, UNIQHBA, Universitas Megarezky, STIE Bima, STKIP TAMSIS, STISIP Mbojo Bima, Politeknik Bina Husada Kendari, STIKES Karya Kesehatan Kendari.
Untuk pihak kampus luar negeri yang ikut meneken kerja sama itu, antara lain, Prof Dr Muhd Najil bin Saleh dari Picoms International University College, Malaysia, Prof Dr Jose Jurel M. Nuevo dari Our Lady of Fatima University, Filipina dan Bernard Umbay Ebuen RMT, MSMT, MAed Presiden AASMT (ASEAN Association of Schools of Medical Technology), Thailand.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan selalu berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan mutu lembaga.
Untuk ke depannya, Politeknik MFH Mataram juga akan mendorong dosennya melakukan penelitian, terlebih lagi sudah ada kerja sama dengan tiga perguruan tinggi luar negeri.
"Kami juga ada satu dosen asing yang menjadi dosen di politeknik ini, dan ke depannya sedang diupayakan untuk penambahan lagi dua dosen asing," katanya.
Ia menambahkan Politeknik MFH Mataram ini telah menjadi sekretariat kerja sama internasional dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan pedagogi, dan semua bidang keilmuan yang dibutuhkan PTS dalam negeri.
’"Kami akan terus berbenah demi meningkatkan kualitas pendidikan, terutama kualitas dosen. Karena itu, kami menghadirkan dosen-dosen asing supaya para alumni yang dilahirkan nanti punya daya saing kelas internasional," katanya.
Pada wisuda Sabtu (7/9) lalu, Politeknik MFH Mataram mencetak 117 ahli madya. Ratusan wisudawan dan wisudawati itu berasal dari ahli madya analis kesehatan, ahli madya farmasi, ahli madya rekam medis dan informasi kesehatan.
’"Ada sekitar 20 persen dari mereka yang di wisuda sudah diserap ke dunia kerja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa, mengapresiasi langkah Politeknik MFH Mataram dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Karenanya, dia mendorong dan mendukung perubahan nama Politeknik MFH Mataram menjadi Politeknik Internasional.
’"Saya memberikan apresiasi yang tinggi karena mereka telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi asing bahkan sudah ada dosen asing yang mengajar di politeknik ini," kata Dasi Astawa.